Karena mereka adalah peluh yang menetes selepas bekerja~
Juga gelak tawa yang muncul dari mata~
Mereka pula suara gebrakan meja yang digerakan emosi~
Juga tetesan air mata keputusasaan~
Terkadang mereka muncul di sela sela jari yang menjambak rambut depresi~
Lantas kau memintaku untuk menjualnya
Dengan selembar uang merah ~
Dan mengikatnya dengan rantai-rantai tema ~
Pantaskah aku menjualnya? ~
Menjadikan mereka budak-budak popularitas semata?~
Maaf~ puisiku puisi merdeka