Kutipan Puisi
Renungan Dingin
Karya
ditanyatanya
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Kala itu di pojok ruang yang dingin, aku memantik cahaya, disitu gelap~
Banyak yang tak bisa diterjemahkan dari kegelapan~
termasuk kita.
~
Aku berdiri tak mampu~ karena apa yang selalu disemogakan seakan luntur ditelan kelembapan sembilu, ~dan aku tau itu semua tentang kita.
~
Langit-langit kamar yang kokoh dan selalu memberikan kesaksian bisunya~ kini melemah, menggugur sedemikian rupa karena tak ada lagi penyanggah kuat didalamnya.
~
Hujan dimalam hari dan secangkir kopi panas sebagai bagian kecil dari dramanya~
Aroma robusta, asap rokok, semuanya melebur menjadi satu.
~
Aku mulai merindukan kita~ ketidak jelasannya, keheningannya, semuanya~
Saat dimana setiap pasang mata mulai merindukan sebuah jalin yang tak lagi dapat dihitung~
kita pun terdiam.
~
Menikmati uap kopi, menikmati uap rokok, dan menikmati sisa hujan.
Unduh teks untuk IG story