Renungan Dingin
Puisi
Kutipan Puisi Renungan Dingin
Karya ditanyatanya
Baca selengkapnya di Penakota.id
Kala itu di pojok ruang yang dingin, aku memantik cahaya, disitu gelap~
Banyak yang tak bisa diterjemahkan dari kegelapan~
termasuk kita.
~
Aku berdiri tak mampu~ karena apa yang selalu disemogakan seakan luntur ditelan kelembapan sembilu, ~dan aku tau itu semua tentang kita.
~
Langit-langit kamar yang kokoh dan selalu memberikan kesaksian bisunya~ kini melemah, menggugur sedemikian rupa karena tak ada lagi penyanggah kuat didalamnya.
~
Hujan dimalam hari dan secangkir kopi panas sebagai bagian kecil dari dramanya~
Aroma robusta, asap rokok, semuanya melebur menjadi satu.
~
Aku mulai merindukan kita~ ketidak jelasannya, keheningannya, semuanya~
Saat dimana setiap pasang mata mulai merindukan sebuah jalin yang tak lagi dapat dihitung~
kita pun terdiam.
~
Menikmati uap kopi, menikmati uap rokok, dan menikmati sisa hujan.
23 Oct 2017 12:54
187
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: