Sesuatu Di Jogja
Cerpen
Kutipan Cerpen Sesuatu Di Jogja
Karya ditanyatanya
Baca selengkapnya di Penakota.id

Keretaku tiba pukul 4 sore di Jogja, lengang. Dari Jakarta aku berangkat sekitar pukul 7, pagi dari stasiun Pasar Senen, sekarang sudah sampai di Stasiun Yogyakarta. Sudah terlalu lama dari terakhir kali aku kesini. Tidak banyak yang berubah, hanya sedikit lebih lengang dari sore biasanya.

Aku duduk dipinggiran tangga depan ruangan loket. Di stasiun Yogyakarta, pemesanan tiketnya ada dalam satu ruangan yang bersebelahan dengan ruang customer service. Aku lihat kearah luar, masih banyak tukang becak, supir ojek, dan supir taksi yang menawarkan jasanya, tawar menawar pun terjadi, tapi untuk beberapa orang, mereka memilih berjalan agak jauh dari stasiun untuk naik ojek online. Memang, ojek online punya tarif super murah dari ojek lokal, bahkan dulu, saat pertama kali ojek online itu muncul, sempat sering terjadi perdebatan, penolakan, yang paling parah sampai pertumpahan darah. Aku tersenyum sedikit dan menghirup udara Jogja sore itu perlahan, kemudian bangun dari duduk dan berjalan kearah luar. Ya, aku adalah salah satu dari beberapa orang yang memilih naik ojek online dibanding ojek lokal.


Bukan apa apa, tapi terkadang ojek lokal terlalu semena mena tarifnya. Kalau mau saja aku lebih memilih becak, kadang harga yang diberikan pak becak dengan uang yang kuberikan diakhir perjalananku, aku lebihkan, mengayuh pedal kendaraan beroda tiga itu dengan membawa beban manusia berpuluh-puluh kilo tidaklah mudah, aku mungkin tidak akan sanggup, jadi tidak ada salahnya memberi sedikit bonus untuk orang yang memberikan pelayanan berupa kerja keras.

Yak, ojek online ku tiba.


Aku menuju hotel yang letaknya mungkin agak jauh dari stasiun, di jalan Kaliurang. Bukan hotel bintang lima, hanya saja rasa hotel ini tuh terlalu banyak bintangnya, bahkan lima bintang saja tidak cukup untuk mewakilkan kenyamanannya.~


"satu kamar, ada mbak?" tanyaku kepada mbak reseptionist.~

"Saya cek sebentar ya mbak." sahutnya sambil tersenyum. ~

Aku mengangguk, lalu mengambil kursi dan duduk. Aku selalu terpukau karena bisa kembali ke Jogja, aku selalu rindu suasananya.

"Mbak Dita..."~ panggil mbak reseptionist yang tadi.

"Iya mbak."~ sahutku sambil berjalan ke mejanya.

"Kamarnya ada ya yang single bed."~ katanya.

"Oh iya, mbak, ndak apa apa." Kataku yang kemudian berubah logat jadi medok jawa.

Mbak reseptionist tersenyum, dan aku sudah check in.


Kini aku sudah berada didalam kamar, merebah diri diatas kasur empuk kamar itu. Aku membayangkan sesuatu, lalu ponselku berdering.

Aku tersenyum dan mengangkat teleponnya.~

"Sudah di hotel, nduk?" tanya mama dari seberang telepon.

"Sudah ma, baru check in." jawabku.

Perbincangan panjang terjadi beberapa menit, hingga berakhir dimenit ke empat puluh. Aku bergegas mandi, karena hari sudah mulai malam.

Sebagian teman bertanya, apa yang akan aku lakukan di Jogja. Aku jawab, nostalgia. Lalu mereka hanya tertawa, beberapa tersenyum sambil mengangguk angguk tanda mengerti.

Ponselku kembali berdering.~~

"Halo, Dit..."~ katanya dari seberang telepon.

"Iya, mas."

"Ke Jogja kok ngabarinnya mendadak?" tanyanya.

"Ya emang sengaja mendadak~, biar surprise hehe." jawabku.

"Aku sibuk nih, eventnya belum selesai." katanya.

"Yaudah, diselesain dulu emang kenapa?" kataku.

"Hehe yaudah, nanti kuhubungi lagi." sahutnya.

"Beres bos."

Percakapan kami berakhir.

***


Kami beradu pandang pagi itu,~ brewoknya dicukur.

"Aku beda banget gak?"~ tanyanya.

Aku menggeleng sambil tersenyum.~

Dia mengangguk anggukkan kepalanya, dan kami kembali terdiam, pikiranku berisik.

"Kamu ngapain bawa gitar mas?" tanyaku.

"Oh hehe ini? mau pamer aja sih sama kamu." katanya.

"Hah? Pamer?" tanyaku heran.

Lalu ia memainkan gitarnya, iya lagu kali keduanya raisa, dia fans beratnya raisa.

"Jika senyummu saja bisa...memindahkan duniaku.." ~

lagu ini, lagu raisa pertama yang ia nyanyikan saat dini hari menjelang pagi, jam setengah dua lebih sedikit. Waktu itu suaranya falseto kearah fales.

Sekarang suaranya merdu. Aku tersenyum.

"Cieeee udah bisa nyanyi sekarang hahaha." kataku sambil tepuk tangan.

"Iya dong makanya aku pamerin ke kamu, bagus kan suara aku?" tanyanya.

"Bagus, siapa yang ajarin?"

"Belajar sendiri lah." jawabnya dengan bangga.

Kami tertawa.

Ia kembali menyanyikan lagu yang lain, masih dengan suaranya yang merdu.


~~

27 April 2018

06.39

Sebuah interpretasi bebas dari lagu Adhitia Sofyan - Sesuatu di Jogja.

07 May 2018 20:47
1.8K
Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: