oranment
play icon
Fabel : Kado Terakhir
Cerpen
Kutipan Cerpen Fabel : Kado Terakhir
Karya ditdutvogh
Baca selengkapnya di Penakota.id

Karya : Dita Arrizki Maenardi


KADO TERAKHIR


           Hari itu, seekor semut tengah tertatih mengais air dari sebuah sungai. Wajahnya menggambarkan dirinya yang sedang bersusah hati. Ia dilema, sebab tidak berhasil membawakan sepotong keju untuk dipersembahkan sebagai hadiah ulang tahun untuk ibunya. Dan yang terjadi, dia linglung, hingga seteguk air yang masuk ke dalam tenggorokannya berhasil menenangkan pikirannya.

           "Aku tidak tahu, harus bagaimana di depan Ibu yang tidak berdaya. Beliau pasti mengharapkan seseorang datang untuk membuat suasana hatinya menjadi berbunga-bunga. Ah, anak macam apa aku ini, yang tidak bisa membuat ibunya bahagia." Rupanya, gumaman semut terdengar sampai ke telinga seekor kupu-kupu. Kepakan sayapnya membuat si semut tersadar dan menghadap ke arah langit.

           Kupu-kupu itu cantik, corak sayapnya yang antik menjadi daya tarik tersendiri. Semut bangun dari lamunannya, menghampiri kupu-kupu yang mencoba menghampirinya. "Ada apa, wahai anak muda?" dengan melebarkan sayapnya dan memeluk tubuh si semut, kupu-kupu yang usianya tak lagi muda itu membuat semut merasa lebih tenang.

           "Ibuku berulang tahun hari ini, dan aku berjanji dalam hati untuk membuat ibuku bahagia, dengan membawakan sepotong keju yang selalu ia impikan setiap malam. Sebelum tidur, ibu selalu berharap dapat membawakan sepotong keju untuk anak-anaknya. Ia membayangkan bagaimana ekspresi anak-anaknya yang sangat bahagia dengan hadiah darinya. Dan untuk mewujudkan itu, aku ingin memberikan itu untuk ibuku."

           Semut murung, ia tidak berkata-kata setelah mengeluarkan semua yang ia pendam. Kupu-kupu mengenal dan paham betul situasi semut saat ini. Untuk itu, kupu-kupu juga berniat membantu semut untuk mencarikan sepotong keju untuk ia berikan kepada semut.

           "Aku akan membantumu, untuk memberikan sepotong keju kepada ibumu. Anggap saja, itu hadiah dariku kepada ibuku yang sudah lama pergi," kali ini, giliran kupu-kupu indah itu yang mulai bersedih.

           "Memangnya, ada apa dengan ibumu?" semut yang ingin tahu mulai mencari jawaban dari raut wajah kupu-kupu tua yang berubah muram.

           Setahun yang lalu, ibu kupu-kupu tua menghilang saat beliau mencarikan makanan untuk dirinya. Ia pergi saat fajar tertib, namun hingga senja hadir dan malam menjemput, ibu kupu-kupu tidak kunjung kembali. Kupu-kupu tua bersedih, dan mencari kemana hilangnya sang ibu. Akan tetapi, setelah dua minggu pencarian, siang malam kupu-kupu tua mengelilingi hutan hingga menuju kota, akan tetapi ia tetap tidak menemukan ibunya.

           "Sebenarnya, ibuku sedang sakit-sakitan. Tetapi, ketika ia berkata hendak memberikan hadiah terakhir untuk anak-anaknya, dia memaksa untuk tetap pergi bagaimanapun kondisinya. Aku sedih, hingga saat ini beliau tidak kembali. Meski kehadiranmu membuatku iri dengan duniamu yang penuh kebahagiaan, aku tidak patah semangat. Justru, aku akan membantumu."

           Mendengar ucapan kupu-kupu tua, si semut sumringah. "Wah, apa kamu serius?"

           "Serius," balas kupu-kupu tua dengan mantap.

           "Bukankah, hal ini akan terasa sulit bagimu? Jika nanti kamu bertemu ibuku, aku takut kamu sedih, karena mengatkanmu pada ibumu." 

           Kupu-kupu tua mulai membenamkan sayapnya. Ia ancang-ancang untuk siap-siap terbang di angkasa. "Aku akan membantumu, tunggu aku. Aku pasti kembali membawakanmu hadiah itu."   

           Si semut hanya terdiam ketika kupu-kupu tua terbang semakin tinggi, dan lambat laun meninggalkannya. Bentangan sayap yang menghalangi silauan matahari menyipitkan mata si semut. Sepersekian detik kemudian, cahaya itu kembali muncul dan menghilangkan keberadaan kupu-kupu tua.

           Sejak dua minggu kepergiannya, si semut juga tidak beranjak dari sana. Ia bertekad untuk terus menunggu kehadiran kupu-kupu tua yang berjanji untuk membawakannya sepotong keju kepada ibunya. Ia juga sepakat untuk tidak akan kembali ke rumah tanpa membawakan sepotong keju.

           Hingga pada suatu pagi, si semut dikejutkan dengan kehadiran seekor kupu-kupu. Si semut langsung bangkit dan terjaga. "Apakah kamu kupu-kupu tua yang ku temui beberapa waktu lalu?"

           Tanpa memberi sepatah kata, kupu-kupu itu membenamkan sayapnya dan mendekati semut. Semut yang merasa ada yang berbeda dari kupu-kupu tersebut mulai tidak nyaman. Tiap kali kupu-kupu muda itu mendekat, semut ikut menjauh. "Siapa kamu? Apa yang ingin kamu lakukan?"

           Kupu-kupu bersayap jingga itu menatap sesaat. Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong yang ada di belahan sayapnya, dan menurunkannya tepat di depan si semut. Si semut hanya melongo, ketika yang jatuh di hadapannya adalah sepotong keju berukuran besar yang selama ini diidamkannya. "Sepotong keju?"

           Melihat semut yang seakan tidak percaya, kupu-kupu langsung mengerti. "Jadi, kamu si semut yang dijanjikan oleh kupu-kupu tua, kan?"

           "Bagaimana kamu bisa tahu? Apakah, kamu kupu-kupu tua yang waktu itu bertemu denganku dan berjanji untuk membawakan sepotong keju untukku?"

           Kupu-kupu tersentak. Pertanyaan semut yang sangat tidak disangkanya membuat kupu-kupu muda menunduk, merasa berat untuk mengatakan apa yang sebenarnya sudah terjadi. "Itu adalah sepotong keju yang dibawakan oleh kakakku. Kami berdua memang kehilangan ibu kami, ketika kakakku meminta ibu kami untuk membawakan hadiah sebagai kado di hari ulang tahunnya. Namun, setelah hari itu, ibuku tidak pernah kembali. Hingga seekor tikus memberi tahu kami bahwa ibu sudah meninggal, di kota, yang saat itu hanya di sanalah tempat untuk mencari sepotong keju di temukan."

           "Lantas, bagaimana dengan kupu-kupu tua sekarang?"

           "Hari itu, ketika kamu berbagi cerita dengan kakakku, saat itulah ibumu ikut mendengar di balik semak-semak. Kakakku adalah sahabat ibumu, ia merasa kasihan dengan ibumu yang kesusahan untuk mencari sesuatu yang sangat kamu idamkan. Ibumu tidak ingin anak-anaknya kesusahan, sehingga ibumu sendirilah yang sejatinya membawakanmu sepotong keju itu, dan kakakku sebagai perantara untuk memberikannya kepadamu. Dengan begitu, kamu tidak perlu lagi bersusah hati. Melihat dirimu yang bahagia mendapatkan sepotong keju itu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupnya."

           Seakan di terpa badai di musim dingin, semut menegang. Selama ini, ibunya sudah berjuang begitu besar. Beliau tidak ingin anak-anaknya berjuang seorang diri. "Aku ingin bertemu ibuku," ucap si semut sambil terisak.

           Dengan kebesaran hati, kupu-kupu muda mengatakan, "Dia meninggal, karena tidak dapat bertahan dengan dinginnya salju di luar sana."

 

 

 

autho's note :

Cerita ini murni khayalan penulis.

calendar
02 Feb 2021 07:41
view
37
wisataliterasi
Surabaya, Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
idle liked
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig