Karya : Dita Arrizki Maenardi
Sewaktu kecil, kakek nenekku bercerita padaku. Tentang sebuah negeri yang mandiri, dikagumi para pemudi, kebanggaan ibu pertiwi. Sepanjang malam aku berpikir, betapa beruntungnya mereka yang hidup di sana.
Nenekku berpesan, di manapun kau dilahirkan, berbanggalah dengan tanahmu. Jadilah manusia yang berbudaya, buat bangsa bangga dengan karyamu, bukan karena materi ataupun iming-iming lain. Berbuatlah dari hati, sebab yang dari hati akan sampai juga ke hati yang lain.
Kakek juga berpesan di setiap senjanya, kalaupun usiamu tak lagi muda, penglihatanmu tak lagi cerah, setidaknya berusahalah dengan tutur kata yang apik lagi menyantuni. Yang demikian menjadikanmu generasi yang memuliakan negeri sendiri.
Aku menangis, entah sudah tetes yang ke berapa. Sebab saat ini, aku paham dan mengerti, sebegitu besar perjuangan kakek nenekku untuk negeri ini, dan menjadi penerus bukan sesuatu yang harus dirayakan. Tantangan mereka lebih besar, sebab menjadi generasi berbudaya yang tak tergerus zaman bukan hanya isapan jempol, melainkan titipan dan harapan yang tak ternilai harganya.