Kutipan Puisi
Tuan Hujan
Karya
diyanamatir
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Sekali lagi aku terjebak pada bau hujan,
aroma khasmu Tuan, menarik Ku kembali pada sudut ruangan itu.
Sudut rumahmu diujung kota Hujan, yang biasa aku datangi setiap akhir pekan.~
Tuan hujan, ~
kamu mempersilakan aku masuk,
agar aku tak kedinginan.
Aku teringat nikmatnya teh hangat yang kamu suguhkan,
duduk di atas karpet sedikit berdebu,
menikmati sejuknya tetesan hujan dibalik pintu.
Hujan bersamamu tuan, layaknya percikan embun pagi menyegarkan, juga hangat menghayutkan.~
Aku ingin musim hujan cepat berlalu,
bukan karena basahnya tapi aku lelah dan kedinginan tiap kali aku mengingatmu Tuan.
Unduh teks untuk IG story