1/
Perihal merasai kasihmu; aku
Masai terleka karsa, padahal
Kita pernah berjinjit; melewati
Lara melalui—sorai kelam kelana.
Hingga menilik jauh ke kedalaman
Dadamu—yang raya; selaya
Menerawang kecup-kecup yang
Tertinggal; dari malam ke
Malam lainnya.
2/
Kecapan kasihku berdansa bersama
Lamun yang kita gairahkan.
Membasuh tiap sempuras
Yang disawang pagi.
3/
Bukankah malam; ialah khidmat
Yang kita agungkan?
Benar saja, tak hanya menjadi
Genah berkasih—pada dadamu
Yang raya; kita menyintas kefanaan yang
Diabadikan gairah-gairah kasih.
4/
Tak hanya kecup yang melucuti hati
—pula sentuhan jemari; yang kian
Berani menelusuri masa-masa
Dikala merasai birahi.
Mencuri bisik kasihmu—sedari mata
Ke ranjangku yang pula menjadi
Genah kita berdansa; sekadar
Melewati jinjitan-jinjitan malam.
5/
Terakhir kita menghapus kefanaan
Dari lantai dansa yang kita riungkan
Pada riak raya di dadamu.
Hingga pagi; melenyapkan kita
Ke peristirahatan yang fana.
Yogyakarta, 2023.