Kutipan Puisi
Ratap Kasablanka
Karya
eshategarputravu
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Sudah kusebut segala yang patut disebut
kurunut segala yang pantas dirunut
tapi kota di mana angin terus berpusar 24 jam ini
membikin aku terus jatuh terduduk dalam berjalan.
Di Kasablanka, sebelum kelam raya
sebelum kilau terakhir laser dari ketinggian menara
menumbuhkan sisik pada udara
kupatut-patut terompah putus sebelah
kugusuk-gusuk daki melekat pada kerah kemeja
lalu kubenarkan hidup adalah ayun bandul
dari sial ke untung, dari untung ke sial.
Dan di Kasablanka, sebelum kelam benar-benar raya
di antara gaung klakson tiba timpa-bertimpa
di antara kalimat buruk orang-orang duduk berhimpitan
kupatut-patut lagi terompah putus sebelah
kuurut-urut betis yang tegang sebelah.
Lalu kubenarkan,
nasib buruk
serupa tukak
tersangkut dalam perut.
Sementara nasib baik
serupa ratap tak sudah pada badan.
Mahali, 2017
Unduh teks untuk IG story