Kutipan Puisi
DI TEPIAN JURANG
Karya
fyanfendidn
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Rangkaian detik dan detak hidupan pohon. merambat gerak segala kembang bertumbuh. tunas berawal tanpa dosa tiada cela, tawarkan juta harapan. pucuk kembangbiak ihwal yang napas meneruskan sejarah
bekalan suci batiniah, sekuat tahan mencari air dan udara tebaran sang pencipta kemudian akar, masamasa setelahnya. hingga dedaun muda bermunculan. begitu hijau, tak mudah pahami muka dunia. butuhkan rindang lain sekeliling angin mengancam
nasib bertumpu; ikuti arah angin atau menentangnya? sungguh tak tersedia pilihan. patokan jadi lenturan mawas mengenal diri sendiri. tetap berpijak di alas tanah
ranting bercabang dari ragamu. luas jangkauan hijau tua dedaunan. rimbun. pertanggungjawaban, amanah dan pengorbanan di saat yang sama. memuncak akal pikiran, patut kau serap segenap terik pembakar jiwa
wawasan baru, menjulang berdirimu mencari eksistensi. di bawah rimbunan angkuh, ada yang harapkanmu jadi peneduh. kala memaksa menahan angan, mendinginkan letupan bara keinginan
waktu mendewasa, jarum jam dari ranting dan cabang berangsur rapuh. daun menjadi suram, lelah di antara perjalanan panjang. jiwa yang mati rasa. letih merasai likuliku waktu, angin kian beringas dan ranggas tak dengarkan suara hati
titik di mana pohonan boleh menyerah, laku sesuka. tapi perjalanan belum berakhir; pohon dicipta bukan untuk siasia, bukan untuk alasan percuma. pohon manfaat. mengawal siang-malam, bukti kepada waktu: putaran tak pernah berhenti
selaras pohon terbaik ialah meruang pohon mewaktu, bukan melayang di kolom hampa.
“cara terbaik bersyukur dengan terus bergerak, tak peduli kering daundaun cokelat jatuh kemudian terlupa”
sesal, tak pernah ada waktu yang tepat untuk mengadili masalalu. sebelum dia melapuk cium basahan tanah, pohon di tepian jurang itu pernah berkata kepadaku
Bandung, 2017
Unduh teks untuk IG story