P1: Amsal 3:5-6 “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”
Sebagai hamba-hamba Allah, adalah sebuah kewajiban untuk takut kepada Nya. Namun di zaman ini sudah banyak sekali orang-orang yang tidak takut akan Tuhan lagi dan juga yang tidak percaya adanya Tuhan. Pastinya Tuhan bersedih di surga melihat hamba-hambanya seperti ini. Banyak orang di zaman ini juga yang merasa mampu dengan kemampuannya sendiri, sehingga mereka seringkali melupakan kuasa Tuhan di dalam kehidupannya masing-masing. Dan penyebabnya ada banyak, tetapi yang paling sering ada 3, yaitu uang, kekuasaan, kepintaran. Yang pertama adalah uang, dengan uang, orang seringkali berpikir kalau dapat menyelesaikan masalah dengan membeli benda-benda, karena mereka beranggapan kalau dengan uang saja mereka dapat mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan. Yang kedua adalah kekuasaan, orang-orang sering berpikir kalau dengan kekuasaan, mereka dapat melaksanakan rencana mereka dengan sukses, tanpa mengikut sertakan Tuhan, tentu saja ini adalah suatu hal yang salah di mata Tuhan, karena seberapa baik rencana kita, tapi kalau Tuhan berkata lain, maka rencana kita akan sama saja sia-sia, karena rencana Tuhan lebih penting dibandingkan rencana kita manusia ciptaannya.
Lalu yang ketiga adalah kepintaran, mengapa kepintaran? Orang-orang sering beranggapan kalau dengan kepintaran maka dapat Melaksanakan rencana-rencana di dalam kehidupan dengan lancar tanpa adanya hambatan. Ini merupakan hal yang salah pastinya, contohnya adalah cara forecasting atau prakiraan, orang memperkirakan penjualan perusahaan sedemikian rupa, tetapi pada akhirnya biasanya hanya tercapai 40% saja.
P2: Maka dengan itu, memanglah penting bagi kita manusia untuk selalu mengikutsertakan Tuhan di dalam rencan kehidupan kita, kita pasti tau kalau dengan mengikutsertakan Tuhan, pasti yang terjadi adalah yang terbaik, karena semuanya adalah rancangan Tuhan
Mazmur 62:6
“Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.”
Gbu All.