aku tarik selimut, hadiah bagi lelah lutut
menatap terang marka, jahitan
yang merapatkan liang luka.
sebuah lagu menghamburkan
banyak suku kata dan
kelopak kembang jacaranda;
melantunkan suara merdu
seorang gadis yang mengecer tidur
di emperan mata.
puisi ini bertanya, kamu
sedang berada di mana.
apakah ujung pelangi yang kamu lihat sore itu
memberimu alamat sebuah kamar sewa
berwarna nanas, apakah ingatan yang terbang
oleh kepak waktu masih menemukan dahan
untuk hinggap dalam keningmu.
baik. jangan ajari aku membaca peta.
sejauh ini aku tahu kemana
harus berhenti.
2022