Seorang pria keluar dari cermin,
Mendekati sebuah papan papan catur raksasa Kemudian terdengarlah suara-suara yang memintanya segera memainkan papan catur tersebut
Aku : apa ? Siapa disana? apa yang harus aku mainkan, aku tidak mengerti. Oh papan catur ada apa dengan papan catur ini? Aku bermain dengan siapa tolong jelaskan aku tidak mengerti apa yang kalian inginkan.
"Pria itu memilih bidak hitam yang maju dahulu, namun ia merasa kebingungan pada siapa dia bermain, apakah ia hanya bermain sendiri?"
Aku : baik kalau begitu aku akan bermain sendiri. kau lihat hahahaha tidak ada raja, tidak ada ratu, menteri pun juga aku bisa menang kapan pun, kau lihat ?. Siapa pun itu aku bisa mengadu domba mereka hahaha.
"Suara-suara itu kemudian mengatakan kepada pria itu "kau kejam "kau kejam"
Aku : Apa kau bilang aku kejam ? Sungguh tidak adil hidup ini, kau lihat para petani dan buruh yang kehilangan pekerjaan mereka?. Apakah bidak catur ini kau bilang lebih baik dari pada diriku yang mengendalikan mereka?. Hahaha sungguh tidak adil ucapanmu.aku berkuasa atas bidak-bidak ini termasuk raja dan ratu. Mengapa kau suruh bidak prajurit yang maju bukannya Raja yang memimpin. Oh apa karena rakyat adalah pelayan raja, kau tahu? raja itu ada karena rakyat. Apakah pemerintah seperti itu ? Melihat gelandangan terlempar dari istana saat mereka meminta sesuap nasi sisa ?
"Pria itu kemudian mendorong bidak hitam itu maju "
Aku : lihat rakyat sekarang yang memimpin apakah kau masih memilih Raja dan Ratu yang hanya berdiam diri menikmati pertumpahan darah tersebut ? Baik kalau itu maumu
"Pria itu mendorong beberapa bidak hitam untuk maju namun satu persatu bidang itu terkalahkan oleh bidak putih yang bergerak maju "
Aku: Kau lihat bidak-bidak ini mati! Sekarang silahkan ambil semua. Walau jika aku berhenti dari permainan ini, pertumpahan darah juga dimana-mana
"Seketika itu pria tersebut kembali mundur dan pergi memasuki cermin dan tak terlihat kembali lagi"