Aku tak mengerti
Apa gerangan sesuatu yang ada dalam diri ini
Yang telah membutakan hati dan nalar warasku
Sehingga aku nyaris tak mampu mengingat lagi
Seberapa sakit goresan luka yang menyayat tubuhku
Aku jua tak pernah bisa tahu
Dengan tingkah nakalmu
Menyandera perasaanku
Memasungku dalam sebuah penjara asmara
Menenggelamkanku ke dalam kubangan rawa-rawa
Dan mengikatku laksana durjana.
Kekasihku....
Jika kamu menyangka,
Cinta ini akan padam dimakan usia,
Maka aku katakan padamu
Bahwa ia tetap bersemayam di sanubari terdalam
Yang Tak mungkin lekang oleh zaman.
Kekasihku...
Jika kamu mengira,
Kepergianmu akan mengubah manis menjadi pahit,
Ijinkan aku mengingatkanmu,
Bahwa aku mampu mengubah segalanya.
Bahkan pahit pun akan berganti gula.
Aku ingin terus menjadi bayanganmu
Yang mengawasimu dari sudut gelap cakrawala
Aku ingin terus menjadi udara di pagi buta
Yang akan menelusup dalam rongga napasmu
Hidup adalah pilihan
Antara mengikuti kata hati atau menyerah pada keadaan.
Aku tidak katakan ini sebuah pengorbanan.
Bagiku ini adalah jalan yang panjang
Yang tidak pernah aku pedulikan,
Dimana ujung dan pangkalnya.