“Aku ingin menjadi juru bahasa isyarat,” ujarmu
Mendengar impian seseorang membuatku tercengang!
Padahal, impianku sendiri
Telah lama tidak kusapa
Entah bagaimana kabarnya
Terbengkalai dan berceceran
Oleh karena itu, kucari tali dan kartu tanda pengenal
Meski toko-toko tutup pada hari minggu
Agar impian tak hilang
Dan tetap melekat di dada
Senja tiba-tiba saja datang
Ditawarinya aku makanan
Kemudian rintik hujan dioleskan
Sebagai isian roti bakar yang tipis
Juga impianmu yang manis
Tak lupa, bermacam sambal juga ada
Walau aneh. Sedikit tantangan untuk cita
rasa tak terlalu buruk
Ah untuk esok yang jauh,
Bolehkah gladiresik dahulu?
Sekalian, kusimpan impian dan isyarat
Di lentik jemarimu.
Bandung, September 2024