Cinderamata Bunga
Cerpen
Kutipan Cerpen Cinderamata Bunga
Karya ichsannurseha
Baca selengkapnya di Penakota.id

 


 


Geram. Hampir di setiap lengkungan bagian kamar yang sudah kuperiksa ternyata tidak memerlihatkan ada tanda-tanda keberadaan barang yang sedang kucari-cari. Aku mulai menyisir dari meja kerjaku, masuk ke kolong, di samping selip rak buku, sisi belakang, dan akhirnya juga tidak menemukan apa-apa. Semuanya kulakukan secara berulang-ulang, sembari merapikan barang-barang yang tercecer di lantai, yang belum sempat kurapihkan.


 


 


Di atas meja kerjaku, kuperiksa dengan teliti. Mulai dari memeriksa isi tempat pensil, kemudian beralih pada tumpukan kertas-kertas yang sudah diselimuti debu, hingga melepas taplak pada meja yang semula rapi, apakah mungkin terselip di bawahnya? Tapi tidak ada juga.


Barang itu masih belum terlihat, dan keberadaannya yang terakhir saja pun aku lupa meletakkannya di mana. Padahal, seingatku, aku tidak pernah meletakkannya jauh dari sekitarku.


 


 


Barang yang sedang kucari-cari itu merupakan benda dari pemberian kekasihku, Emilia. Ia memberikan barang itu kepadaku, ketika kita bersiap untuk memasuki masa hubungan yang lebih serius. Lima kelopak mawar merah, yang kemudian ia rangkai mirip sekilas menyerupai sebuah bintang. Kemudian dijepit dalam balutan kaca, yang keempat sisinya memiliki bingkai berbahan dasar kayu.


 


 


Cinderamata itu ia berikan kepadaku, di saat kami: aku dan Emilia sedang menikmati waktu istrirahat selepas jam pulang kerja. Meskipun kami bekerja pada dua kantor yang berbeda, tetapi kami selalu meluangkan waktu, untuk sekadar beristirahat bersama di alun-alun kota. Alun-alun kota menjadi tempat terbaik untuk dijadikan tempat kami berkumpul dan sebagai ajang bertukar cerita. Di sini, dengan keteduhan cuaca, terdapat pula aneka makanan yang disediakan oleh para abang-abang dan ibu-ibu, yang harganya cukup sesuai dengan kantong kami. Selain itu, kerapkali kami juga sering memerhatikan banyak sekumpulan anak-anak kecil, remaja, dan orangtuanya sedang asik menikmati kebersamaannya di taman ini.


 


 


**


 


 


Saat itu, ketika aku dan Emilia sedang duduk-duduk selepas jam pulang kerja, sembari menikmati kudapan yang kami pesan, aku memberanikan diri “Em, mungkin sudah saatnya kita memasuki tahap yang baru?”. Emilia yang sedang minum seketika tersedak begitu saja, ketika mendengar pernyataan barusan “Uhuukk, maksudnya apa?”.


 


 


Kemudian, kusodorkan langsung dihadapannya sebuah kotak kecil berwarna hitam. Ia terperangah, air mukanya memerlihatkan warna agak kemerah-merahan pada kulitnya yang putih. Sambil sesekali pandangnya rekah, ketika selepas menerima pemberian dariku. Kemudian ia berkata, “Padahal, niatnya aku juga ingin memberimu sesuatu”. Tas slempang yang ia letakkan di sebelah kanannya kini mulai ia jemput. Ia sangat hati-hati sekali terhadap barangnya itu, yang ingin ia berikan kepadaku.


 


 


“Wah, indah sekali!” reaksiku ketika melihat Cinderamata itu. Lima kelopak mawar merah yang disusun menyerupai bintang. Di bagian keempat sisinya ia lapisi dengan kayu berwarna hitam. Sungguh mengaggumkan.


 


 


**


 


 


Kini, Cinderamata itu sudah tidak kuketahui lagi berada di mana. Ketika aku coba tanyakan pada orang-orang di sekitar rumah, mereka tidak menjawab. Bahkan, sampai aku memaki keras dan memanggili namanya satu-persatu, mereka tetap setia membisu dan hanya duduk terpekur menghadap pada suatu peti agak panjang dan besar berwarna hitam. Dan di sana, ku dapati Emilia, kekasihku. Dengan memangku kelima kelopak mawar yang dibingkai, setia berdiri di samping kanan peti berwarna hitam itu.


 


 


 


Tangerang, Desember 2019.

23 Dec 2019 18:21
448
Jl. KH. Ahmad Dahlan Gg. Jambu, RT.001/RW.010, Petir, Kota Tangerang, Banten, Indonesia
3 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: