Di antara padat bus antar kota
Aku bertemu sesak di sepanjang jalan Slipi hingga Semanggi
Seorang bocah berjas kebesaran, tangannya mengepal sebongkah harapan
Turun ke jalan, menebar ancaman
Suaranya lantang, menerjang barisan tameng seragam
-
Ah, Bocah yang mungkin baru saja mimpi basah itu sudah ikut resah
Untuk apa? Sedang kita sedang baik-baik saja. Kataku, katamu dan kata kita semua
-
Hei, Bapak & Ibu penguasa!
Sudah muak kami dilibatkan dalam kalimat demi kepentingan rakyat. Rakyat mana yang sedang kalian perjuangankan?
Sedang kami, setiap hari berjuang sendiri
Dicekik oleh getirnya harga pangan, biaya pendidikan, penggusuran lahan, asap kebakaran hutan, pemerkosaan, kekerasan
Ruang dan hak hidup pun kami dikebiri atas nama keamanan negara
Negara yang mana?
Jika Indonesia yang Bapak & Ibu maksud, maka kami sebagai warga negaranya sudah patut menuntut
-
Semburan Water Canon membungkam suaranya
Semprotan gas air mata melumpuhkan sejenak pandangannya
Pentungan yang dihujam berkali-kali di kepala justru mendatangkan suara lain yang tak kalah lantang dan bergema
Semakin besar, melebar
-
Aku, kamu dan kita gentar
Bocah kecil itu telah menjelma menjadi ketakutan besar bagi para penguasa
Dan anehnya, aku, kamu dan kita menaruh harapan besar padanya
Agar suara bisingnya membangunkan para penguasa yang mungkin sedang khusyuk tidur, plesir atau sedang ngopiĀ