Musim Angin
Sepertegak badan kurasakan musim angin
dari rasian berisi dengung tebuan runtuh sarang
ketipak tungkai kuda tersungkur pada tiap penurunan
musim di mana bertandan pisang batu tumbuh hanya gabuk.
Tapi ini hanya sela menjelang kapal-kapal berlabuh
udara pancaroba membawa sisa debu kemarau menjauh
habis benalu di ladang meranggas, akan tiba bulan empat belas.
Sebab, Gondoriah, hanya tenung itu yang bisa bikin aku paham
kain tak akan kering ia hampai sebelum angin bersarang di bubung atap
mengayun paran di atas jendela, tempat ia lihat seberapa jauh aku jalan menurun
memutuskan bertarak sepenuhnya, meninggalkan gelisah, melupakan rasa iba
bertenang membaca kata hati, mencari waktu yang tepat untuk berangkat.
Katapiang, 2019
*Dimuat pada halaman Cagak
Padang Ekspres, 14 April 2019