Kutipan Puisi
Perintah Sebuah Puisi Kepada Rima-Rimanya
Karya
ilhamfauzie
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Setelah tersungkur, sebuah puisi memerintahkan rima-rimanya untuk berpura-pura menghapus luka-luka. Begini ceritanya:
~
Menatap dan menetap, ia ada di antaranya; berharap.
Putih dan hitam, abu-abu lebam yang digenggam.
Bila menatap tanpa menetap, ia akan menjadi puisi singgah sekejap.
Sebaliknya, menetap tanpa menatap adalah menanti kepergian yang belum siap.
~
Jadilah ia sebuah puisi yang lebih tabah dari hujan bulan Juni:
dirahasiakan rintik rindunya kepada telapak tangannya dan dibiarkan kering dengan sendirinya.
Unduh teks untuk IG story