: Sapardi Djoko Damono
Pagi ini,
langit-langit kamarku berubah jadi kelabu,
terdengar ada yang sedang bersenandung di depan pintu:
Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.
❝Sudah saatnya❞ ucap perempuan itu.
Kami bicara
sembari menyusuri hingga ujung jalan,
menemui eyang yang berdiri di kelokan,
melambai ke arah kami.
Langkahnya tergegas
untuk memenuhi jemputan itu
–ia terdiam,
matanya terpejam,
senyumnya menenangkan.
Eyang,
hatiku hanya selembar daun,
yang terayun angin,
dan gugur hari ini.
Sebuah puisi mengusap pundakku,
katanya ❝Yang fana adalah waktu. Kita abadi❞.
Eyang, dalam bait-bait ini,
kudoakan keselamatanmu setiap hari,
karyamu akan terpatri,
dan abadi.
–indahdfy//2712.
#Kisah2712