Telah kusibak sejauh hati memanas
Kian mengudara
Tak Menyirna
Hingga tak segan hilang dari meronanya hati
Aku hanya terdiam
Memikirkan betapa bodohnya diriku
Menyia nyiakan dunia ini yang ramah
Jiwaku mungkin mengalir darah seni
Hembus nafasku pun kian merebak
Pikiranku selalu akan dunia yang fantastis
Meraih raih bergelonta tangan ini
Menggapai segenggam penghargaan
Kala itu,
Hati ini membuncit penuh akan kagum pada seseorang
Seketika dia menjadi musuh atau idola untukku
Entah aku spontan menganggapnya apa
Namun hati ini tercampur aduk
Kian mewarna
Menjadi warna warna yang siap kutaburkan diatas bumi tak beratap