Aku ingat-
menyenangkannya bergenggaman tangan
merayakan dekapan bergilir
seolah tawa canda tiada henti
mengisi gulita di parkiran
Ternyata kembali membahagiakan,
ditatap penuh harapan
seperti daun yang dipungut perlahan
menjadi pembatas di lembar halaman
sampai kering kecokelatan
Pelan-pelan senyum tersunggingkan.
Dengan uluran yang terus bergoyang
Menerka angin tak bertuan
Pada lorong besar penuh pertokoan
Tanpa ragu dengan langkah berjalan
Semua kembali terekam,
semua kembali berulang.
Aku semakin teringat,
ketika cermin memantulkan dua insan.