Nona..
Pensilku patah.
dan aku tidak punya peruncing.
Bolehkan aku sebentar saja berbaring?

Nona..
Penghapusku hilang.
Padahal ingin sekali aku menghapus nestapa.
Bolehkah aku meminjam punyamu?

Nona..
Mungkin seharusnya kau sudah memenangkan sebuah nobel fisika.
Sebab einstein saja tak mampu membuat persamaan untuk menghentikan waktu.

Ya, mari kita berciuman selagi berkendara bersama cahaya dan membiarkan dunia menua.

Nona..
Apa yang akan terjadi jika waktu berhenti?
Tidak nona, sains belum mampu melakukannya dan kau adalah sebuah anomali yang mutlak.

Mungkin saja, mungkin kita tak lagi mampu melihat. Mungkin, kita akan buta sesaat. sebab tak ada foton yang masuk ke retina. Tapi aku tak butuh mata untuk melihatmu, tak butuh suara untuk mendengarmu. aku bisa melihat matamu dengan jelas. Entahlah. Dunia ini hanya sebuah metafora yang kompleks.


Nona..
Apa waktu berhenti bagi para jiwa yang mati?
Lagipula, kita belum tahu entitas dari waktu itu sendiri. Semesta adalah struktur teratur yang maha rumit Nona, dan kau adalah sebuah kesederhanaan yang kompleks.

Jika boleh, aku ingin sekali lagi berada di sana. Di tempatmu, di mana kita ditelan singularitas. Di mana seluruh hukum fisika meluruh dan runtuh, di mana kita melipat jarak dengan sebuah pelukan, di mana waktu berhenti oleh hangatnya bibir itu.