aku menulisimu surat.
menjatuhi mu dengan pesan rasanya muak sekali meski aku rindu.
menanyai kabarmu saban hari rasa malas.
takut kabarmu malah semakin buruk.
takut bahagia mu jadi duka.
begitulah jadi bajingan memang begini.
maafkan saja ya..
bicara padamu seperti bicara sekedar... ya sekedar agar aku tak diacuhkan saja.
mesti bagaimana ? otakku penuh.
pergi bawa saja cinta yg kau,serak sembarang ini.
gila rasanya tiap hari mesti penasaran bagaimana harimu hari ini ?
apakah menyenangkan chatmu dengan yang lain..
begitulah..
ambillah lagi cinta yang kau serak sembarang ini.
kau terlalu mahal.
aku tak pantas.
rasanya pusing saban hari.
tak mempan minum teh pahit.
aku belajar membaca tulisan setiap hari agar tak jemu sampai mata berair
sama saja tak berubah..
mencintai dalam itu susah.
apalagi sendirian..
mengeja namamu aku payah..
takut lupa..
entah kau peduli atau mungkin menlihat saja tidak.
begitulah hadiah tuhan padaku.
mempelajari orang orang yang jatuh cinta sendirian termasuk aku...
apakah dia masih hidup atau produktif..
atau apakah ia sudah mati muda dalam berkarir.
gila. otakku penuh..
kau ini bagaimana. susah jadi orang perasa ini.
susah jadi pemalu.
susah jadi pendiam.
susah jadi aku.
kau sudah chat berapa halaman dengan dia ?
penasaran saja.. kali kali panjangnya sampai halaman rumahku.
aku numpang sekalian buat pulang.
sampai.... entah..
aku memaksa ya..
kadang begitulah. .
susah jadi bajingan begini...
ya susah jadi begini. susah betul. memenuhi akal.
memenuhi rasionalitas.
seperti tidak ada lagi saja bungan yang lain..
o iya. semoga bahagia. kan hari iji tidak aku tanyai kabar.. jadi kau ndak,sempat ketemu masalah.
begitulah cukup dulu suratku. padamu.
semoga bahagia. jangan tutupi cintamu pada yang lain.. biar aku patah terpisah sekalian tulang daging nya. biar sadar juga. kau mahal buat aku.
biar sadar juga bajingan kampungan layaknya aku ini.