Saya sering sekali membuat kesalahan di setiap pekerjaan atau aktivitas yang saya lakukan. Sebagai contoh ketika saya sedang bermain basket, terkadang saya melempar bola ke arah ring dengan posisi tangan yang salah. Alhasil bola yang saya lempar tidak masuk ke dalam ring. Namun ada kalanya saya melakukannya dengan benar. Hal tersebut terus-menerus terjadi dalam waktu yang lama. Kasusnya tidak hanya terjadi pada saat saya bermain basket saja namun hampir di setiap pekerjaan atau aktivitas yang saya tekuni. Di suatu saat saya merasa heran terhadap diri saya sendiri. Ternyata yang membuat saya terkadang membuat kesalahan dan terkadang saya melakukannya dengan benar adalah inkonsistensi. Kalau bahasa gaulnya adalah angin-anginan.
Bisa dikatakan bahwa saya adalah orang yang angin-anginan. Sejak saya memasuki usia remaja, inkonsistensi sudah menghantui diri saya. Oleh karena itu, saya sampai sekarang masih berusaha untuk tetap konsisten dalam segala hal dan meminta kepada Tuhan untuk memberikan pengertian dan juga hikmat. Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian (Ayub 12:13). Yang saya lakukan untuk menghilankan sifat inkonsistensi saya adalah saya memilki prinsip bahwa di setiap pekerjaan yang saya lakukan, saya harus melakukan yang terbaik. Dengan saya melakukan yang terbaik, saya yakin segala sesuatunya akan berjalan dengan baik dan lancar.