oranment
play icon
Liburan bersama Keluarga ke Pekanbaru
Cerpen
Kutipan Cerpen Liburan bersama Keluarga ke Pekanbaru
Karya kahfieliz3596
Baca selengkapnya di Penakota.id

Cerpen by @ElizKahfi

Liburan bersama Keluarga ke Pekanbaru

Setelah belajar di pondok selama 6
bulan (Juni-Desember 2024) akhirnya liburan tiba, saatnya saya pulang berjumpa
dengan keluarga. Liburan kali ini berdurasi selama 3 minggu dari akhir Desember
2024 – Januari 2025. Kali ini, saya tidak pulang ke kampung di Banjarmasin
tetapi akan liburan ke Pekanbaru, mengunjungi kakak saya yang tinggal disana. Saya
tidak sabar menunggu liburan kali ini karena akan pergi liburan bersama dengan
ummi ke tempat kakak saya untuk bersenang-senang setelah menuntut ilmu di pondok
yang dicintai. Selain Angkatan saya yang pulang, semua santri di pondok pun
juga pulang ke rumah masing-masing untuk berlibur yang selama ini
ditunggu-tunggu oleh para santri.

Pada liburan kali ini, saya berbeda
dengan santri-santri lainnya yang sudah pulang ke rumah  masing-masing. Bedanya apa? bedanya saat para
santri sudah pulang, saya masih di pondok karena masih menunggu jadwal
penerbangan yang masih 3 hari lagi. Oleh karena itu, saya gunakan waktu luang
tersebut selama di pondok untuk murojaah Al-Quran yang sudah dihafal
selama 6 bulan dan hal-hal bermanfaat lainnya.


Setelah 3 hari di pondok, akhirnya saya
pun berangkat ke bandara Soekarno-Hatta untuk pergi ke Pekanbaru, Riau. Sebelum
berangkat, saya pergi ke terminal kedatangan terlebih dahulu untuk menjemput
ummi saya yang datang dari Banjarmasin. Saya senang akhirnya bertemu dengan
ummi saya, setelah itu kami lanjut pergi ke terminal keberangkatan dan melewati
proses check-in. Singkat cerita, kami tiba di ruang tunggu keberangkatan
dan karena sudah memasuki waktu maghrib saya dan ummi bergantian sholat
di mushola ruang tunggu. Tidak lama setelah itu, saya mendengar pengumuman
di ruang tunggu kalau penerbangan ke Pekanbaru terlambat selama 1 jam. Karena
harus menunggu 1 jam lagi, tiba-tiba saya merasakan lapar dan akhirnya membeli
cemilan di toko yang ada di ruang tunggu, sedangkan ummi memilih makan ketika
sampai di Pekanbaru. Tidak lama setelah saya selesai makan, terdengarlah
pengumuman bahwa penumpang pesawat ke Pekanbaru diminta menaiki pesawat. Alhamdulillah,
akhirnya saya dan ummi sudah duduk di dalam pesawat, dan saya berdoa semoga
sampai ke Pekanbaru dengan selamat. Jam 21.00 WIB, akhirnya pesawat tiba di
bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru. Saya dan ummi mengantri untuk turun
dari pesawat, tidak sabar bertemu dengan kakak saya. Setelah selesai mengambil
barang bagasi, saya dan ummi berjalan keluar dan akhirnya kami bertemu dengan
kakak saya yang sudah menunggu diluar. Pulanglah kami ke rumah kakak saya, karena
hari sudah malam saya tidak dapat melihat kota Pekanbaru dengan jelas. Alhasil,
saya mengantuk selama perjalanan menuju rumah kakak saya. Sekitar 30 menit,
kami sampai di rumah kakak saya, saya lanjut mandi sedangkan ummi saya memilih
untuk makan malam dan saya menyusul makan malam setelah mandi. Kami tutup hari itu dengan istirahat. LIBURAN PUN DIMULAI!

Di hari minggu di minggu pertama
saya di Pekanbaru, kami berjalan-jalan mengelilingi kota Pekanbaru dan di sore
harinya kami jalan- jalan di mall Pekanbaru. Saya sangat menikmati momen
bersama keluarga. Kami makan bersama,dan berbelanja.


Di minggu kedua di Pekanbaru, kakak
saya berencana mengajak saya dan ummi berwisata ke kota Siak yang jaraknya
ditempuh selama 2 jam melalui jalur darat. Sepanjang perjalanan, saya melihat
banyak sekali pohon sawit di kanan dan kiri jalan yang berjejer baik yang
dimiliki dan dikelola oleh perusahaan maupun lahan sawit yang dimiliki oleh
warga setempat. Setengah perjalanan, kami singgah untuk sarapan, menu masakan
yang tersedia kebanyakan adalah Padang. Sehingga banyak orang Padang yang
merantau ke Pekanbaru untuk membuka usaha rumah makan. Kami pun kembali melanjutkan
perjalanan, di sepanjang jalan yang terlihat hanyalah pohon-pohon, jarang
sekali saya melihat adanya rumah maupun tempat-tempat umum seperti rest
area,
masjid, pom bensin, dan pasar. Dan tidak terasa kami hampir sampai di
kota Siak, saat pertama kali melihat kota Siak, kotanya sangat bersih, terawat,
banyak pepohonan, dan tanaman. Karena penduduknya yang sedikit, saya tidak
melihat banyak orang di jalan. Ikon kota Siak yang terlihat pertama kali saat
memasuki kotanya adalah jembatan yang terlihat sangat kokoh dan memiliki lift
yang bisa dinaiki sampai ke atas jembatan, sehingga kita bisa melihat Sungai
Siak dan pemandangan kotanya. Jembatan tersebut dinamakan Jembatan Tengku
Agung
Sultanah Latifah yang dibangun pada tahun 2002 dan diresmikan
pada tahun 2007 dan juga proses pembangunan yang cukup lama kurang lebih 5 tahun.


Setelah melewati jembatan Siak, kami menuju ke
penginapan yang bernama Homestay Kato Syariah. Kami istirahat di kamar Homestay
sebelum memulai kunjungan wisata. Wisata pertama yang kami kunjungi adalah
Istana Siak Sri Indrapura. Saya bersama keluarga sangat senang bisa mengunjungi
wisata sejarah tersebut. Sebelum masuk ke Istana tersebut, kami berfoto bersama
sebagai kenang-kenangan liburan, setelah itu kakak saya membeli tiket untuk
bisa masuk ke Istana tersebut.  Dilihat
dari luar, istana tersebut sangatlah besar dengan halaman yang sangat luas,
banyak pegawai daerah yang bekerja sebagai pemandu dan siap menjelaskan sejarah
Kerajaan Siak kepada setiap pengunjung. Saya bersama keluarga pun masuk ke istana
yang sangat megah tersebut, dan mulai dari situ muncul dibenak pikiran Saya banyak pertanyaan.

Saya pun bertanya kepada kakak
saya,”Kak ini istana dari kerajaan apa?”

Kakak menjawab,”ini istana
milik Sultan Syarif  Kasim II”.

Saya pun membalas,”owhhhh!”
dan bertanya kembali,”Kak, apakah istana ini punya peninggalan sejarah yang cuma
ada 2 di dunia?”


Kakak saya pun menjawab,”ada
dek yaitu alat musik klasik semacam gramofon yang disebut (KOMET)”.


Kata pemandu yang ada di
istana, alat musik tersebut hanya ada 2 di dunia yaitu Jerman dan Siak.


Saya pun menjawab,”Wihhhh!
mantappp! berarti Komet ini adalah alat music yang langka ya kak”.

Kakak saya menjawab,”Ya!”.

Selain itu, saya juga
menemukan patung yang dibuat sedemikian rupa dan ditata seperti kejadian
aslinya di era Kerajaan, yang mana patung tersebut menggambarkan Raja Sultan
Syarif Qasim II
yang sedang berdiskusi bersama prajuritnya.

Lalu, saya pun bertanya
kepada Ummi saya,”Mi, kapan lahir dan wafatnya Raja Sultan Syarif  Kasim II?”


Ummi pun menjawab,”Raja
Sultan Syarif Kasim II
lahir pada tanggal 1 Desember 1893 dan wafat pada tanggal
23 April 1968”.

Dan saya pun menjawab,”owhhhh!,
sudah lama sekali ya Mi era kerjaan Siak ini”.


Sekarang saya sudah tau
kapan lahir dan wafatnya Raja Sultan Syarif Kasim II. Hal tersebut pun
menambah wawasan saya menjadi lebih luas alhamdulillah. Di dalam komplek
istana, ada banyak tempat selain istana itu sendiri, yaitu: rumah tempat
tinggal raja dan istrinya, pos polisi penjaga kerajaan, serta kapal baja milik
raja yang sudah dijadikan monumen di dalam komplek istana. Setelah dari istana,
kami mengunjungi rumah kediaman raja. Kediaman yang sederhana, bersih dan
nyaman, yang mencerminkan raja yang sederhana dan peduli dengan rakyatnya saat
itu. Setelah itu, saya bersama keluarga pun pulang ke homestay untuk
beristirahat karena lelah setelah mengunjungi tempat wisata bersejarah. Di sore
harinya, setelah sholat ashar di masjid yang bernama masjid Syahabuddin.
Saya dan kakak saya pergi ke pinggir sungai Siak yang letaknya tepat di samping masjid Syahabuddin. Sungai Siak adalah sungai
terdalam di Indonesia, dengan kedalaman sekitar 30 meter – 60 meter, dan dengan
kedalamannya itu, sungai Siak menjadi jalur perlintasan kapal-kapal besar
seperti: kapal pengangkut batu bara,

kapal pengangkut container, dan
kapal-kapal besar lainnya.

Dipinggir sungai
tersebut terdapat sampan yang bisa kita naiki untuk menyusuri sungai Siak. Saya
dan kakak saya pun menaiki sampan tersebut bersama pemilik sampan dengan biaya
perorang sekitar Rp.20.000. Sepanjang menyusuri sungai, kami melewati sky
walk
, sebuah jembatan yang panjangnya 2 kilometer dengan lantai kaca.
Setelah itu, kami meminta pemilik sampan untuk menepi ke Tangsi Belanda, salah
satu bangunan peninggalan milik Belanda yang dijadikan asset kebudayaan oleh
pemerintah Siak. Setelah singgah di Tangsi Belanda, kami melanjutkan perjalanan
dengan menaiki sampan menyusuri sungai hingga kembali ke titik awal kami berangkat.
Karena sudah senja kami kembali ke homestay untuk bersih-bersih dan
bersiap sholat. Malam harinya setelah sholat isya, saya mengajak kakak
saya melihat pertunjukan air mancur yang sangat menarik berwarna warni sambil
menikmati udara malam di pinggir sungai Siak. Tidak lama setelah itu, kami
Kembali ke homestay untuk beristirahat karena di pagi harinya kami harus
bersiap kembali ke Pekanbaru.

Nah teman-teman pembaca, sekarang
kita jadi lebih tau kan bahwa masih banyak wisata sejarah di Indonesia yang bisa
kita kunjungi. Gunanya apa? Gunanya agar kita sebagai orang Indonesia mengenal
bahwa di negara kita ini banyak orang-orang hebat yang salah satunya adalah Raja
Sultan Syarif Kasim II
beserta peninggalan barang nya yang langka, salah
satunya alat musik klasik semacam gramofon yang disebut ‘KOMET’. Semoga kita
semua dapat menjadi orang-orang hebat seperti beliau dan memberikan banyak
manfaat untuk orang-orang disekitar kita.

Sekian Terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh













































calendar
24 Jan 2025 07:17
view
9
wisataliterasi
Jl. Sultan Syarif Kasim, Siak. Kabupaten Siak, Riau.
idle liked
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig