Manusia
Cerpen
Kutipan Cerpen Manusia
Karya kalistasetiawan
Baca selengkapnya di Penakota.id

Konseptual Penyeragaman Adalah Persepsi Semata


Manusia dianugerahi berbagai pikiran (akal) dan rasa (emosional). Sehingga, manusia memiliki berbagai persepsi. Persepsi inilah yang mengontrol dan melindungi diri. Persepsi ini juga yang menciptakan penilaian atas satu sama lain. 


Ketika manusia dipertemukan dengan makhluk sejenisnya, mereka tanpa sadar akan mencari kesamaan diantara mereka. Hubungan interaksi pun tercipta. Interaksi yang timbul atas dasar untuk bertahan hidup. Diciptakan berbagai jenis manusia, menciptakan pula berbagai jenis kelompok dengan penyeragaman masing-masing. Mulai ada definisi tampan dan cantik seseorang, definisi kebaikan maupun keburukan seseorang, agama, pengetahuan dan seterusnya. 


Berbagai rasa penyeragaman ini, menciptakan standar manusia untuk berinteraksi. Berbagai aturan akhirnya disepakati secara sadar dan telah menjadi dasar bentuk penyeragaman baik tertulis maupun sudah cukup atas perasaan "merasa senasib". 


Hingga, manusia mulai menyadari ada akibat atas penyeragaman tersebut. Manusia yang merasa dibedakan dan terpisah (tidak masuk dalam kualifikasi penyeragaman) akan dipandang aneh dan bahkan ada yang menganggap berbahaya. Secara sadar, mereka pun mencari individu lainnya yang senasib dengannya. Lalu, membentuk suatu kelompok lainnya. 


Kemudian, untuk bertahan hidup mereka turut menunjukkan berbagai respon terhadap perlakuan pandangan penyeragaman persepsi manusia lainnya. Sehingga, ada beberapa kelompok yang berusaha untuk memperbaiki diri. Mereka sama-sama meredakan emosi dan rasa. Bermufakat dan musyawarah dengan saling bertukar rasa dan pikiran. 


Namun, sebaliknya ada juga hal yang tidak terduga dalam kalangan manusia lainnya. Pertengkaran yang tidak terselesaikan dengan peringai baik, didalangi berbagai egosentris tiap kelompok menimbulkan apa yang dinamakan dengan perang. 


Perang, menjadi salah satu dampak buruk yang turut dirasakan bahkan bagi mereka yang tidak terlibat --karena adanya kekuasaan wilayah bertahan diri dan sebagainya. Bersama-sama kelompok manusia lain berusaha turut membantu ketegangan antar mereka. Agar, lagi, mereka berpikir diri sendiri untuk tidak merasa kerugian akan hal itu. Namun, hingga sekarang masih belum ditemukan jawaban pasti bagaimana mengakhirinya. 


Mungkin, ini ada pada dasar bentuk proteksi diri yang fatamorgana dari persepsi yang harus segera diluruskan. Sebab manusia diciptakan berbagai macam jenis, bukan lain hanya karena Tuhan ingin menunjukkan bahwa Dia Yang Paling Maha Kuasa atas segala sesuatu. Agama, pun menjadi bentuk perlindungan jiwa lainnya. Karena, manusia sadar dan paham bersama bahwa Ada Zat Yang Kuasa Atas segala sesuatunya.


Lagi dan lagi, konseptual penyeragaman ini menjadi isu ketegangan antar individu. Sederhana namun tidak dilakukan, sejatinya tiap individu seharusnya menurunkan ego masing-masing. Keseimbangan dengan cara mendengarkan, berpendapat, dan menghargai sesama adalah jawabannya. Pelurusan kesetaraan akhirnya saat ini terus digaungkan. 


Dan kembali, bahwa manusia bukan makhluk yang diciptakan secara sempurna. Walau, Tuhan turut bangga dan benar-benar tahu resiko akan penciptaan manusia -- tertulis dalam kitab Al-Quran, saat Dia Menyampaikan Alasannya pada malaikat, makhluk penciptaanNya yang paling taat--karena Tuhan Lagi dan Lagi, hingga sampai kapanpun adalah Zat Yang Paling Kuasa Atas segala sesuatunya. Karena Dialah Sang Maha Pencipta Yang Berbeda Dari Makhluk Lain Penciptaannya. Sehingga, wajar jika Tuhan dianggap beberapa manusia sebagai Zat yang sombong, egois dan tidak memiliki rasa. Lagi, padahal itu hanya sebuah persepsi manusia yang tidak tahu atas jawaban sebenarnya mengenai keterbatasan ilmu pada dirinya.

08 Aug 2020 16:17
128
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: