Ini adalah liburan pertamaku sejak aku masuk Pondok. Aku pulang dari Pondok lebih awal karena sakit. Aku pulang di hari Selasa, 17 Desember 2024 sementara teman-teman pulang dari Pondok sesuai dengan waktu yang dijadwalkan oleh pihak Pondok yakni pada hari Ahad, 22 Desember 2024.
Sesampainya di rumah aku langsung beristirahat agar kondisiku lekas membaik. Aku sangat bahagia sekali ketika berkumpul dengan keluargaku, setelah 6 bulan jauh dari rumah. Keesokan harinya, kondisiku lumayan membaik namun belum pulih benar. Aku terus beristirahat sampai tubuhku terasa sehat kembali.
Sabtu, 21 Desember 2024 aku bangun dari tidur dan merasa bahwa tubuhku telah pulih. Di hari itupun orangtuaku mengajakku dan temanku untuk makan di kafe yang bertemakan alam. Uniknya di kafe tersebut kita makan dibawah rimbunnya pohon jati. Kafe tersebut bernama Kafe Kalean yang terletak di daerah Cibitung.
Ahad, 22 Desember 2024, sepupuku menikah. Di sana sangat ramai orang yang datang. Banyak sekali makanan yang tersedia disana. Mulai dari ice cream, ayam, sate, bakso dan lainnya. Aku bersama keluarga besar berfoto dengan pengantin.
Sepulang dari pernikahan sepupuku di Balai Komando Cijantung, kami berkunjung ke rumah Iyang (ibu dari ayahku) di kawasan Klender, Jakarta Timur. Aku menginap dirumah Iyang semalam dan pulang ke Tambun pada Senin, 23 Desember 2024 ba’da dzuhur.
Di rumah, kami sangat menikmati kebersamaan. Salah satunya kami manfaatkan waktu untuk joging bersama keluarga di pagi hari. Biasanya sepulang jogging, aku dan keluarga membeli buah-buahan untuk kami makan. Terkadang aku juga jogging bersama teman bermain semasa kecil. Mereka juga merupakan santri pondok yang sedang pulang karena libur.
Meskipun di rumah ada ibuku yang seorang ibu rumah tangga, bukan berarti aku bisa bermalas-malasan karena di rumah aku juga mambantu ibuku mencuci piring, mencuci baju dan sebagainya. Meskipun, terkadang rasanya malas sekali untuk melakukan hal tersebut.
Ahad, 29 Desember 2024 kami sekeluarga menghadiri acara undangan pernikahan. Kami hadir dengan pakaian bertemakan hitam karena ibuku sedang senang berpakaian kompak, seragaman warna.
Pulang dari kondangan ayahku mengajak kami sekeluarga menonton di bioskop. Awalnya kami bingung akan menonton film apa. Akhirnya kami memutuskan untuk menonton film MUFASA THE LION KING yang jadwal tayangnya tidak lama setelah kami tiba di bioskop.
Pada malam tahun baru aku tidak pergi kemana-mana. Untuk menghilangkan kejenuhan, aku dan teman-temanku bakar-bakar seafood di depan rumahku. Bahannya kami beli sore sebelumnya. Rasanya tidak afdol jika hanya bakar-bakar saja, kami juga membuat es kopi yang sangat segar untuk menemani hangatnya seafood yang telah di bakar. Pada malam itu juga, banyak sekali kembang api yang diluncurkan ke langit. Dari yang tadinya langit sepi dan gelap, hingga menjadi ramai dan sangat meriah di malam itu. Setelah selesai bakar-bakar aku dan teman teman ku menuju rumah masing-masing. Sesampainya di rumah aku bergegas untuk mencuci kaki dan segera tidur. Di saat hendak tidur, banyak sekali kembang api yang masih di luncurkan, suaranyapun sangat keras terdengar.
Kamis, 2 Januari 2025 kami sekeluarga berangkat ke Bandung. Tujuan pertama dan utama kami pergi ke Bandung ialah untuk berziarah ke makam orangtua dan kakak dari ibuku (Mbah Kasiman, Mbah Tumini, dan Wa Tuti). Karenanya lokasi pertama yang dituju saat berangkat dari Tambun pada Kamis pagi adalah TPU (Tempat Pemakaman Umum) Cikadut, lokasi dimana mereka di makamkan. Aku berdo’a dengan khusyuk di sana. Karena letaknya di bukit, kita bisa melihat pemandangan kota Bandung dari ketinggian.
Dari makam kami pulang ke rumah Mbah Kasiman dan Mbah Tum. Sejak keduanya meninggal karena covid 2021 lalu, rumah itu kosong dan hanya dipakai untuk pertemuan keluarga saja.
Sorenya kami berangkat menuju rumah Wa Ulfah. Beliau adala anak ke 9 dari Mbah Kasiman dan Mbah Tumini. Sedangkan ibu saya adalah anak terakhir yaitu anak ke 10. Di rumah wa Ulfah, saya bermain dengan sepupu saya, Kami juga menonton film bersama. Haripun menjelang malam, kami bersiap untuk pulang. Sesampainya di rumah kamipun beristirahat.
Hari ke 2 di Bandung: Jum’at, 3 Januari 2025. Kami berencana untuk sholat Jum’at di masjid Al-Jabar. Kami bersiap dari jam 10 pagi. Sementara ibuku ada pertemuan dengan teman sekolahnya di Summarecon Mall Bandung, kami sholat Jum’at di Mesjid Al Jabar. Kebetulan letak mall itu dekat sekali demgan Mesjid Al Jabar. Setelah selesai sholat, kami menyusul ibu ke Summarecon Mall. Disana aku dan adikku membeli ice cream. Aku juga membeli sepatu untuk lari karena akhir-akhir ini aku sedang semangat untuk olahraga jogging.
Oiya konsep mallnya bagus sekali. Tidak seperti mall kebanyakan, di Summarecon Mall Bandung kita bisa menikmati pemandangan alam yang asri karena banyak tanaman hijau juga ada kolam yang banyak ikannya.
Hari ke 3 di Bandung: Sabtu, 4 Januari 2025. Aku bangun subuh untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah solat, aku disuruh oleh orangtuaku untuk bergegas mandi. Setelah mandi kamipun sarapan bersama, dan bergegas untuk pergi menuju Tahura (Taman Hutan Raya) yang terletak di jalan Ir. H. Djuanda, sebelah Utara kota Bandung. Tujuan kami di sana adalah untuk menikmati suasana alam dan kami ingin melihat peninggalan masa lalu yaitu Goa Belanda dan Goa Jepang.
Dari pintu masuk Tahura, untuk menuju Goa Belanda kami harus berjalan sejauh 800 meter. Kami memilih untuk menuju Goa Belanda terlebih dahulu, baru kemudian ke Goa Jepang.
Saat di perjalanan menuju Goa Belanda banyak sekali monyet liar. Disana kami memotret monyet-monyet tersebut. Tidak lama kamipun sampai di Goa Belanda. Kami memerlukan senter karena, di dalam Goa Belanda lumayan gelap. Goa Belanda ini terdiri dari tiga lorong yang saling terhubung. Pada sayap kiri Goa Belanda ini terdapat sel tahanan perang dan juga tempat penyimpanan logistik.
Dari Goa Belanda kami bergegas menju ke Goa Jepang. Goa ini berjarak 300 meter dari Goa Belanda dan memiliki empat pintu masuk juga dua lubang penjagaan. Konon katanya goa ini dibangun dengan sistem kerja paksa yang pada jaman Jepang lebih dikenal dengan istilah romusha. Di dalam Goa Jepang ini terdapat beberapa goa kecil sebagai tempat interogasi, penjara, persembunyian, dan penyimpanan.
Waktu dzuhur pun tiba, kami bergegas untuk sholat dzuhur. Sebenarnya adikku masih ingin melanjutkan perjalanan ke destinasi Rusa Totol dan Curug Omas yang berjarak 4,8 km dari pintu masuk Tahura. Namun karena cuaca mulai mendung, kami pun bergegas pulang.
Oiya, kami ada janji untuk berkunjung ke rumah Wa Eko (kakak pertama ibu saya). Karena itu, dari Tahura kami langsung menuju rumah Wa Eko di kawasan Ujung Berung. Kami berbincang sejenak. Tak lama, Wa Eko mengajak kami ke kafe legendaris di kota Bandung, kafe BMC (Bandoeng Melk Centre). BMC terletak di kawasan sekitar Balai Kota Bandung. Kafe tersebut berdiri sejak 1928, artinya kafe tersebut sudah ada sejak zaman Belanda.
Semula kami berencana pulang ke Bekasi pada hari Ahad, 5 Januari 2025. Namun, kami khawatir kalau di hari itu merupakan puncak arus balik liburan sekolah. Oleh karena itu, kami undur waktu kepulangan jadi hari Senin, 6 Januari 2025.
Tidak terasa waktu libur sudah hampir habis. Di sisa waktu yang ada aku gunakan untuk mengerjakan tugas dari pondok. Yakni, menulis cerpen selama liburan dan menyiapkan perlengkapan yang perlu dibawa ke pondok
Aku bersyukur sekali liburan kali ini bersama keluarga, semoga aku dan keluargaku diberikan kesehatan, panjang umur dan keberkahan agar bisa liburan bersama lagi pada kesempatan berikutnya.