1 / 5
Disuatu senja, duduklah kedua insan yang sangat berjauhan umur diantara keduanya dan di halaman belakang rumah sedang menikmati nuasa keindahan sawah dengan dua gelas teh hangat.
Fadlan : "Kek, apakah di Palembang pernah ada peperangan melawan belanda?"
Kakek : "Pernah, bahkan kakek saat itu ikut turun melawan Belanda"
Fadlan : "Wah, aku belum pernah tau bahwa di kota kelahiranku sendiri ada sejarah peperangan"
Kakek : "Anak zaman sekarang sudah minim ilmu sejarah"
Fadlan : (Tertawa) "Baik kek, boleh kakek ceritakan?"
Kakek : "Baik.."
70 tahun yang lalu
Bapak : "Nanti kita akan ke laut lagi, sebab persediaan ikan kita sudah habis"
Joko : "Baik pak..."
Ibu : "Yo wes,, hati yoo pak"
Keesokan harinya
Bapak & Joko : "Kami pamit ya bu.."
Ibu : "Iya..."
Di laut Bapak dan Joko dengan giat mencari ikan sebagai sunber mata pencarian utama saat itu. Nanti ikan ikan itu akan dijual oleh Ibu Joko di pasar
Sesampainya Bapak dan Joko di rumah, menjelang maghrib
Bapak & Joko: "Assalamualaikum"
Ibu & Adik Joko : "Waalaikumussalam, gimana pak hari ini?"
Bapak : "Alhamdulillah lumayan banyak bu hasil tangkapannya"
2 / 5
Ibu : "Alhamdulillah ya, mari makan sudah ibu siapkan"
Keluarga kecil itupun menikmati makan malam bersama, sambil bercerita ria tentang hasil tangkapan hari ini
Sekitar sepuluh menit kemudian...
Dor, Dor, Dor
Suara ketukan pintu yang ketuk dengan sekuat tenaga, disertai teriakan, paksaan, dan tangisan dari luar rumah
Ibu : "Pak ada apa ya pak..?" (dengan nada gemetar dan terlihat ketakutan
Tak lama dari ibu bertanya, giliran rumah joko dan bapak yang didobrak secara paksa
Bapak : "Sebentar, bapak coba buka"
Ibu : "Hati-hati ya pak"
Suara kerusuhan
Ternyata beberapa pasukan Belanda bersenjata lengkap disekujur tubuh telah di depan pintu
Orang Belanda : "Berikan senjata bekas Jepang kepada kami!!!!"
Bapak : "Tidak ada"
Orang Belanda : "Ahhh tidak mungkin (sambil marah)
Kemudian orang Belanda mendorong Bapak, dan masuk ke rumah kami tanpa izin sambil mengobrak abrik demi mendapat senjata bekas jajahan Jepang
Setelah mereka mendapatkan apa yang mereka mau, merekapun melanjutkan mencari senjata itu ke tetangga-tetanggaku
3 / 5
Saat itu bapak menyimpan dua senapan. Satu diletakan di dapur, satu lagi bawah kasur. Untungnya Belanda hanya melihat yang di dapur
Perasaan kami, penduduk Palembang sudah tidak enak. Padahal tanah ini, tanah Indonesia ini sudah merdeka. Dengan gentar, Bapak sebagai ketua di kampung itu, malam hari setelah kejadian yang tak diinginkan itu terjadi mengumpulkan warga dan penduduk setempat untuk memulai rapat dan persiapan jika memang akan ada perang. Seruan semangat dari bapak-bapak dan remaja tanggungpun menggema di bawah ampera dan labuhan sungai musi malam ini
Keesokan harinya
Terdengar suara tembakan tanpa arah, bom-bom yang berjatuhan serta teriakan orang-orang
Dan benar saja, Belanda menyerang rumah sakit yang berada di dekat sungai Musi.
Bapak : "Inilah saatnya kita menjalankan strategi yang kita susun semalam"
Dengan persenjataan seadanya, bom buatan, dan bambu-bambu runcing diangkat, serta pekikan takbir yang bersorak demi mengangkat harga diri Indonesia saat itu
Joko yang berumur 15 tahun merupakan remaja tanggung yang berbadan kekarpun ikut melawan penjajah
Para wanita mempersiapkan obat-obatan serta konsumsi pangan
Peperangan berjalan sangat sengit, bahkan tak cukup sampai satu hari
Banyak sekali korban jiwa dari masyarakat saat itu yang berguguran
Di hari ketiga peperangan masih berlanjut, namun, yang paling Joko dan keluarga yang tidak inginkanpun terjadi. Bapak, seorang yang gagah dan kuat. Orang yang selalu menjadi pemimpin di desa itu terkena tembakan di dadanya, Bapakpun meninggal. Sosok yang selalu tampak bahagia di raut wajahnya, yang tak pernah mengeluh, kini terbaring penuh darah.
4 / 5
Walau Joko sangat terpukul, ia tetap melanjutkan peperangan itu, sampai akhirnya, pada hari kelima
Setelah pertempuran berlangsung selama 5 hari 5 malam, seperlima kota Palembang hancur serta korban berjatuhan di kedua belah pihak. Pada tanggal 6 Januari 1947, akhirnya dicapai persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan pimpinan Pemerintah RI di Palembang.
Setelah disepakati persetujuan antara pimpinan Pemerintah RI dan Belanda. Masyarakatpun kembali ke tempat tinggal masing-masing termasuk keluarga Joko
Joko : "Maaf bu, Joko tidak bisa melindungi bapak(sambil menangis)"
Ibu : "Tidak apa-apa Joko, kita doakan saja terbaik, insyaallah syahid"(dengan tatapan menahan air mata jatuh)
Kembali ke pembicaraan Fadlan dan Kakek
Fadlan : "Berati bapaknya kakek dab kakek adalah pahlawan"
Kakek : "Iya,,seperti itu"
Fadlan : "Aku menyesal baru tau sekarang cerita ini, selama ini aku tidak terlalu memperhatikan pelajaran sejarah kek.."
Kakek : "Tidak apa.. Sekarang Fadlan sudah tau bukan?.. Fadlan sudah dewasa,, sebentar lagi mau SMP kan?..Mulai saat ini hargai jasa para pahlawan, dengan belajar giat dan tekun, sebagai balas budi jasa kepada mereka"
Itulah perbincangan Kakek dan Fadlan empat tahun silam
Fadlan : "Walaupun kakek sekarang sudah tiada, aku akan tetap mengingat cerita-cerita bersejarah yang diceritakan oleh kakek untukku dan akan tetap aku jaga dan simpan cerita ini. Serta menjadikan motivasi semangat belajar sebagai rasa balas jasa kepada pahlawan"
JASMERAH !!!