oranment
play icon
Pertempuran 5 Hari 5 Malam di Palembang
Naskah Drama
Kutipan Naskah Drama Pertempuran 5 Hari 5 Malam di Palembang
Karya karinaee
Baca selengkapnya di Penakota.id


1 / 5

Disuatu senja, duduklah kedua insan yang sangat berjauhan umur diantara keduanya dan di halaman belakang rumah sedang menikmati nuasa keindahan sawah dengan dua gelas teh hangat.


Fadlan : "Kek, apakah di Palembang pernah ada peperangan melawan belanda?" 

Kakek : "Pernah, bahkan kakek saat itu ikut turun melawan Belanda" 

Fadlan : "Wah, aku belum pernah tau bahwa di kota kelahiranku sendiri ada sejarah peperangan" 

Kakek : "Anak zaman sekarang sudah minim ilmu sejarah" 

Fadlan : (Tertawa) "Baik kek, boleh kakek ceritakan?" 

Kakek : "Baik.." 


70 tahun yang lalu 


Bapak : "Nanti kita akan ke laut lagi, sebab persediaan ikan kita sudah habis" 

Joko : "Baik pak..." 

Ibu : "Yo wes,, hati yoo pak" 


Keesokan harinya 


Bapak & Joko : "Kami pamit ya bu.." 

Ibu : "Iya..." 


Di laut Bapak dan Joko dengan giat mencari ikan sebagai sunber mata pencarian utama saat itu. Nanti ikan ikan itu akan dijual oleh Ibu Joko di pasar 


Sesampainya Bapak dan Joko di rumah, menjelang maghrib 


Bapak & Joko: "Assalamualaikum" 

Ibu & Adik Joko : "Waalaikumussalam, gimana pak hari ini?" 

Bapak : "Alhamdulillah lumayan banyak bu hasil tangkapannya" 

2 / 5

Ibu : "Alhamdulillah ya, mari makan sudah ibu siapkan" 


Keluarga kecil itupun menikmati makan malam bersama, sambil bercerita ria tentang hasil tangkapan hari ini 


Sekitar sepuluh menit kemudian... 


Dor, Dor, Dor 

Suara ketukan pintu yang ketuk dengan sekuat tenaga, disertai teriakan, paksaan, dan tangisan dari luar rumah 


Ibu : "Pak ada apa ya pak..?" (dengan nada gemetar dan terlihat ketakutan 


Tak lama dari ibu bertanya, giliran rumah joko dan bapak yang didobrak secara paksa 


Bapak : "Sebentar, bapak coba buka" 

Ibu : "Hati-hati ya pak" 


Suara kerusuhan 

Ternyata beberapa pasukan Belanda bersenjata lengkap disekujur tubuh telah di depan pintu 

Orang Belanda : "Berikan senjata bekas Jepang kepada kami!!!!" 

Bapak : "Tidak ada" 

Orang Belanda : "Ahhh tidak mungkin (sambil marah) 


Kemudian orang Belanda mendorong Bapak, dan masuk ke rumah kami tanpa izin sambil mengobrak abrik demi mendapat senjata bekas jajahan Jepang 


Setelah mereka mendapatkan apa yang mereka mau, merekapun melanjutkan mencari senjata itu ke tetangga-tetanggaku 


3 / 5

Saat itu bapak menyimpan dua senapan. Satu diletakan di dapur, satu lagi bawah kasur. Untungnya Belanda hanya melihat yang di dapur 

Perasaan kami, penduduk Palembang sudah tidak enak. Padahal tanah ini, tanah Indonesia ini sudah merdeka. Dengan gentar, Bapak sebagai ketua di kampung itu, malam hari setelah kejadian yang tak diinginkan itu terjadi mengumpulkan warga dan penduduk setempat untuk memulai rapat dan persiapan jika memang akan ada perang. Seruan semangat dari bapak-bapak dan remaja tanggungpun menggema di bawah ampera dan labuhan sungai musi malam ini 


Keesokan harinya 


Terdengar suara tembakan tanpa arah, bom-bom yang berjatuhan serta teriakan orang-orang 

Dan benar saja, Belanda menyerang rumah sakit yang berada di dekat sungai Musi. 


Bapak : "Inilah saatnya kita menjalankan strategi yang kita susun semalam" 


Dengan persenjataan seadanya, bom buatan, dan bambu-bambu runcing diangkat, serta pekikan takbir yang bersorak demi mengangkat harga diri Indonesia saat itu 


Joko yang berumur 15 tahun merupakan remaja tanggung yang berbadan kekarpun ikut melawan penjajah 


Para wanita mempersiapkan obat-obatan serta konsumsi pangan 


Peperangan berjalan sangat sengit, bahkan tak cukup sampai satu hari 


Banyak sekali korban jiwa dari masyarakat saat itu yang berguguran 


Di hari ketiga peperangan masih berlanjut, namun, yang paling Joko dan keluarga yang tidak inginkanpun terjadi. Bapak, seorang yang gagah dan kuat. Orang yang selalu menjadi pemimpin di desa itu terkena tembakan di dadanya, Bapakpun meninggal. Sosok yang selalu tampak bahagia di raut wajahnya, yang tak pernah mengeluh, kini terbaring penuh darah.

4 / 5


Walau Joko sangat terpukul, ia tetap melanjutkan peperangan itu, sampai akhirnya, pada hari kelima 


Setelah pertempuran berlangsung selama 5 hari 5 malam, seperlima kota Palembang hancur serta korban berjatuhan di kedua belah pihak. Pada tanggal 6 Januari 1947, akhirnya dicapai persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan pimpinan Pemerintah RI di Palembang. 


Setelah disepakati persetujuan antara pimpinan Pemerintah RI dan Belanda. Masyarakatpun kembali ke tempat tinggal masing-masing termasuk keluarga Joko 


Joko : "Maaf bu, Joko tidak bisa melindungi bapak(sambil menangis)" 

Ibu : "Tidak apa-apa Joko, kita doakan saja terbaik, insyaallah syahid"(dengan tatapan menahan air mata jatuh) 


Kembali ke pembicaraan Fadlan dan Kakek 


Fadlan : "Berati bapaknya kakek dab kakek adalah pahlawan" 

Kakek : "Iya,,seperti itu" 

Fadlan : "Aku menyesal baru tau sekarang cerita ini, selama ini aku tidak terlalu memperhatikan pelajaran sejarah kek.." 

Kakek : "Tidak apa.. Sekarang Fadlan sudah tau bukan?.. Fadlan sudah dewasa,, sebentar lagi mau SMP kan?..Mulai saat ini hargai jasa para pahlawan, dengan belajar giat dan tekun, sebagai balas budi jasa kepada mereka" 


Itulah perbincangan Kakek dan Fadlan empat tahun silam 


Fadlan : "Walaupun kakek sekarang sudah tiada, aku akan tetap mengingat cerita-cerita bersejarah yang diceritakan oleh kakek untukku dan akan tetap aku jaga dan simpan cerita ini. Serta menjadikan motivasi semangat belajar sebagai rasa balas jasa kepada pahlawan" 


JASMERAH !!! 

calendar
03 Nov 2020 14:25
view
983
wisataliterasi
Jl. Talang Klp. No.61, Talang Klp., Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30155, Indonesia
idle liked
5 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig