Kaki tak pernah terikat
Tangan menggapai-gapai
Mata mencari secercah cahaya
Tampak sebuah lobang di dinding bercat putih
Rupanya celah yang tampak digunakan tuk mencela
Mulut yang mengetik kata
Memuntahkan segala isi kepala dengan mudah
Seringan bulu yang melayang-layang
Dihembus angin semilir
Celah itu langsung dibungkam
Dengan sikap siap sang bijak
Lalu ia peringatkan
Jangan berani-berani mengintip celahku lagi