Kutipan Cerpen
Dialog Hujan I
Karya
katarenjana
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Sore ini hujan turun tanpa permisi, tiba-tiba jatuhkan diri ke bumi. Aku yang selalu menyiapkan segala kemungkinan yang bisa terjadi, harus berjumpa denganmu yang senang pergi tanpa persiapan apapun. Sudah bisa ku pastikan kamu tidak membawa payung apalagi jas hujan. Tanpa pikir panjang segera ku beranjak dari pinggir danau lalu mengembangkan payung tak berwarna seperti nama ku ini "Bening".
Aku yang tak menduga berjumpa dengan mu disini harus rela berbagi ruang di bawah payung yang hanya ku bawa satu ini. Jarak yang sejak tadi ku ciptakan seketika hancur berantakan oleh hujan.
"Coba kau tengok atas, Bening" tatapan mu ampuh membuat jantung ku berdetak tak wajar.
Aku memalingkan pandangan tak berani membalas tatapnya. Mematung beberapa detik melihat hujan dari balik payung bening ini. Sungguh menyejukkan hati. Ditambah tatapnya yang tak mau beranjak pergi membuat kehangatan menyelimuti diri.
Kamu tahu?
Rasanya waktu berhenti bergerak.
Hujan deras yang kita saksikan hening seketika dan yang terdengar hanya suara langkah beriringan yang memecah genangan.
Sekarang. Hal yang sulit ku hindari terjadi, ketika sepasang bola mata kita saling beradu. Di tengah derai ini, di bawah payung yang dihujani, di antara daun basah yang bersemi.
Tatap kita yang hanya berjarak beberapa sentimeter membangkitkan rasa takut ku kembali. Ya aku takut menatapmu dalam dekat dan tak bisa ku pungkiri, aku jauh lebih takut saat tatap kita terpisah jarak ratusan kilometer.
"Kereta ku berangkat petang nanti" sekali lagi bola mata kita saling beradu dan inilah kenyataan yang harus ku hadapi. Menatapnya pergi dan mengharap segera kembali.
Bersambung...
(2018)
Unduh teks untuk IG story