Tentang duniaku,
Kuharap akan selalu bertaut denganmu
Bukan untuk pertemuan yang sebentar
Tapi bersama menuju titik tak terhingga.
Dari suatu tempat paling sunyi, aku ingin membacakan surat ini kepadamu. Ditemani oleh The Beatles yang memainkan musik lawasnya di laptopku, aku menulis ini.
Aku tidak tahu, apa yang kamu lakukan malam-malam begini. Apakah kamu sedang mengantre membeli makan malammu sambil menghindari hujan? Dan kurasa jaketmu itu tak pernah bisa melindungi tubuhmu yang kedinginan.
Kamu pasti sedang cekikikan saat tengah menggulir layar telepon genggam dan menemukan banyak hal lucu di sana. Atau kamu sedang terpesona menyaksikan lampu-lampu jalanan yang tetap terang di tengah hujan.
Aku harap saat nanti kamu pulang, kamu menemukan selimutmu terlipat rapi di atas tempat tidurmu. Aku harap kamu melupakan satu atau dua peristiwa yang membuatmu sakit hati di hari ini. Teruslah untuk terbenam dalam selimutmu dan jadikan beberapa menit lagu-lagu favoritmu bersenandung dari ponselmu.
Tetapi, sedang apa kamu sebenarnya, aku tidak pernah tahu.
Seandainya kamu masih di kantormu dan terjebak hujan, jangan memaksakan untuk pulang kehujanan. Kalau bisa, buatlah beberapa gelas teh hangat.
Ada kalanya aku percaya pada hal-hal tak masuk akal. Misalnya, aku percaya saat terbangun tengah malam, kamu pun terbangun. Kalau aku tak percaya begitu, cintaku telah usang.
Nampaknya aku mendengar suara napasmu yang kelelahan, dan terasa dekat. Kalau begitu, selamat beristirahat.