“Perihal kisah, aku acapkali menceritakannya.
~
Apalagi tentangmu.
~
Namun hingga detik ini,
~
untuk sekedar mengenangmu saja tak sanggup.”
~
Ada rindu, yang dibungkus dengan sapaan.
Selayaknya teman lama, aku menyalamimu dengan penuh hangat.
Tanpa menengok ke belakang sedikitpun – aku tahu, kau masih ingin tinggal.
Namun pilihanmu telah ditetapkan; dan kau, mengatasnamakan perbedaan.
Dan terjadilah perpisahan, antara kau dan aku.
Kini, sepenggal kisah telah menjadi pengantar.
Ke dua dunia yang berbeda.
~
Karena ada hati yang tak bisa dipaksakan,
untuk terus tinggal.
~
Maka dari itu,
terbiasalah tanpanya.
Tanpa kisah-kisahku.
~
Sebab itu yang buatku lemah,
karena dengan bercerita,
sama halnya dengan mengulang waktu.