[Pamer Buku] Ia Tengah Menanti Kereta Uap yang Akan Membawanya ke Bulan
Resensi
Kutipan Resensi [Pamer Buku] Ia Tengah Menanti Kereta Uap yang Akan Membawanya ke Bulan
Karya lacahya
Baca selengkapnya di Penakota.id

Judul : Ia Tengah Menanti Kereta Uap Tuhan yang Akan Membawanya ke Bulan (Kumpulan Cerita)

Penulis : Ajeng Maharani

Penerbit : basabasi

Penyunting : Gunawan Tri Atmodjo

Tata sampul : Ferdika

Tata isi : Ika Setiyani

Pracetak : Kiki

ISBN : 978-602-391-352-7


Blurb :

Perempuan selalu memiliki cara tersendiri dalam menyikapi kesedihan dan keputusasaan yang menelikung mereka. Mereka makhluk paling mengagumkan. Isi kepala perempuan, bagi saya, layaknya labirin panjang dan berliku yang disesaki oleh misteri-misteri, dan dibutuhkan pemahaman yang lunak agar bisa berjalan di dalamnya. Saya perempuan. Saya sendiri pun masih berusaha memahami isi kepala saya dan cara mereka bekerja ketika menyikapi kejutan-kejutan dari kehidupan.


.....Dalam kumpulan cerita pendek ini, saya memfokuskan diri pada tiga perkara: perempuan, anak-anak. Dan perilaku seks menyimpang.


-Ajeng Maharani


Mereka seperti siang dan malam yang pecah dalam satu rumah.
-Ia Tengah Menanti Kereta Uap Tuhan yang Akan Membawanya ke Bulan, halaman 9-

Jujur, saya cemburu ketika teman yang baru mengenal saya beberapa puluh (ratusan?) jam dan selalu mengatakan saya keren, tiba-tiba di suatu sore bilang kalau tulisan Mbak Ajeng keren. Sekarang, saya cemburu karena isi kepala Mbak Ajeng bisa seabstrak ini. 😂 (semoga aku bisa lebih absurd dalam bercerita!)


Sebagai pembaca yang semena-mena membaperkan diri sendiri, saya mau menuduh kalau si penulis itu seorang perempuan yang romantis dan sedikit melankolis (atau dramatis?). Sejauh ini, saya menikmati berjalan-jalan dalam labirinnya yang tertuang indah sedemikian rupa.


Menarik. Ide-idenya Mbak Ajeng ini menarik banget. Kapan-kapan, bolehlah ajak aku jalan-jalan (lagi) di labirin milikmu, Mbak. Biar absurd-absurdnya kamu kujadikan inspirasi, target, kalau aku harus bisa punya ide seabsurd (atau lebih) dari sana. 📚


....Di atas, kita merasakan ada keganjilan yang melesak. Desah napas yang liar menusuk-nusuk dan nama seorang lelaki disebut. Kamu menatapku cemas. Aku terdiam.
...."Kita akan menghukum mereka setelah ini," ujarmu berbisik.
-Kesedihan Kita, halaman 42-

"....Aku kegelapan yang agung. Rahimku memang hitam, tapi aku diciptakan Tuhan bukan untuk melihat mereka bersenggama dengan setan!"
-Pada Hari Ketika Malam Melipat Dirinya Sendiri, halaman 51-

...."Lihatlah dari sudut pandang yang berbeda."
-Pengakuan Dosa, halaman 73-


Sedikit menyebarluaskan cuil penggalan dari beberapa cerita yang ada. Dari ide yang menarik dan eksekusi yang tydac biasa. Alurnya asyique. Sebagai pembaca yang tidak tahu diri, jelas sangat menyenangkan membaca kumpulan cerpen karya ibu tiga anak ini. Hmmm, jadi mikir. Apa saya perlu punya anak biar punya ide absurd cemini? *eh.


Seperti yang lalu, di cerita-cerita selanjutnya pun aku banyak menemukan kalimat cantik. Macam tak salah kalau kubilang dengan semena-mena, si penulis ini romantis. Kemayu banget, soalnya tulisannya emang ayu sih.


"Jangan pernah memercayai kecantikan, Tuan," ujarnya kemudian. "Kecantikan bisa saja membuatmu lenyap."
-Dongeng Seekor Kunang-Kunang, halaman 100-


Aku ingat ada pepatah yang mengatakan, perihal jatuh hati itu dari mata turun ke hati. Lalu ada pula yang mendebat, itu hanya berlaku untuk lelaki. Karena lelaki melihat elok paras sang perempuan lalu jatuh tak berdaya, diperbudak rasa karena socanya. Begitulah. Membabi buta memperjuangkan, padahal di luar kuasa. Paling parah, ketika ia mati sia-sia.


...Sudah tentu aku ingat dosa-dosaku. Aku juga masih ingat tentang kamu, dosa terbesarku.
-Malaikat Kematian di Dapur Kita, halaman 108-


Fix. Ini cerita paling menggugah hati. Padahal awalnya, kupikir aku paling menyukai 'Kesedihan Kita' atau cerita tentang Malam yang melipat dirinya sendiri itu. Ternyata semakin kubaca, semakin banyak aku menemukan kejutan menyenangkan. Dan kisah Malaikat Kematian ini, terlepas dari apa-apa yang tak bisa kuceritakan (nanti spoiler, kalian ngamuk!) amat sangat manis sekali. Romantis. Unyu. Keren. Tentang pengorbanan, kesetiaan, kepercayaan. Macam ingin rasanya aku menemukan lakik yang bisa mencinta dan berkorban sedemikian rupa di dunia nyata -,-


(Tapi keseluruhan si lakik, milikku ya 😂)


Kenapa aku bisa bilang seperti ini? Makanya, beli dan baca bukunya!


...Dulu, gemblak tercintanya juga suka memancing lele. Gemblak itu dipinangnya dengan dua ekor sapi muda yang gemuk-gemuk.
-Mbah Sumitroh, halaman 115-


Maaf ya Mbak, sebenernya dari awal membaca, sudah ada beberapa cerita yang bikin aku ingin memaki. Tapi aku bertahan. Ta-tapi, ini sudah nggak sanggup. Maafkan. Ini cerita sungguh keparat. Keren banget soalnya!


...Seorang lelaki tidak akan pantas disebut pria sejati ketika mereka tidak mampu lagi mencintai istri mereka.
- Hikayat Perempuan yang Sekarat, halaman 134-

Noted!


"Jiwamu takkan pernah mati ketika kau mempunyai mimpi, Din. Jiwamu takkan pernah bisa mati."
- Dialog Mimpi, halaman 141-


Noted!


"....kalau suka sama anak gadis orang, ya datangi rumahnya. Ketemu bapaknya, ngobrol, main kartu, atau ngopi bareng. Harusnya pemuda sekarang juga gitu, Dek, nggak sembunyi-sembunyi kayak Tikus ...."
- Riwayat Mbah Tarjo, halaman 156-


Noted! Banget!


Akhirnya, tamat sudah Kereta Uap Tuhan kutelanjangi. Setelah berpayah-payah menahan diri agar tidak selesai begitu saja dalam satu hari 😂


Hmmm... What should I say?


Yaa, berhubung aku nggak pandai berbasa-basi busuk, kubilang saja ini kumpulan cerpen surealis yang asik dibaca. Kadang ada cerita yang bisa diselesaikan begitu saja, tapi ada juga yang bikin kita mikir 'oh, iya, ya', bikin merenung.


Semacam, hidup itu kadang memang pahitnya lebih dari obat-obat dokter (yang ndak bakal nyembuhin sakit hatimu), tapi hidup juga tidak sekeparat makianmu.


Mungkin karena kita sama perempuan, jadi banyak pemikiran yang sepaham. Aku paling suka kalimat: Lihatlah dari sudut pandang yang berbeda (Pengakuan Dosa: 73). Soalnya...kita kudu bisa memanusiakan manusia. Eh apalah ini.


Macam nggak nyambung sama cuilan buku diatas ya? Sengaja. Biar kalian pada baper. Makanya, jadi lakik yang keren. Jangan cuma berani ngajak pacaran, giliran diajak nikah malah macarin yang lain! *eh.


Ini sebelom saya makin mabok saking semangatnya, mari kita sudahi saja.


Terima kasih sudah (mau-maunya) membaca tulisan (pamer) saya.

29 Jan 2022 09:04
80
Pati, Jawa Tengah, Indonesia
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: