~Tersebutlah, gadis yang biasa dipanggil Gadis, meski semesta membuktikan dia bukan seorang gadis. Pada umur delapan-belas, ia pergi bukan untuk tamasya di negara Gajah. Meninggalkan suaminya yang bukan siapa-siapa dan seorang anak tanpa nama. Tidak jelas berapa umur si tanpa nama ini, yang pasti dia tidak ingat bagaimana bentuk dan rupa ibunya setelah puluh tahun berlalu tanpa kabar. Bahkan ketika bertemu lagi, nanti.

Si tanpa nama tumbuh menjadi seorang yang rupawan. Pada umurnya di delapan-belas, ia bertemu dengan pengusaha yang -berumur sekitar tigapuluhan- telah lama tinggal di negeri luar. Katanya, dulu ia hanya pendatang baru di negeri sana. Lalu mengumpulkan modal untuk merubah nasib. Sayang, dia kehilangan keluarga di kampung asalnya.

Mereka jatuh cinta, saling mengikat. Saling butuh, atau hanya patuh pada nafsu. Tak ada yang peduli dengan binalnya mereka yang saling saling itu. Sebab, tuhan saja sepertinya sedang silap waktu mereka jatuh. Dan seolah enggan menyembuhkan waras yang keterlaluan gilanya.

Tahun ganti tahun, mereka kawin tapi tak kunjung beranak.

Bagaimana tidak, sang pengusaha melulu salah lubang.

(September 2017)