Kamu tahu, bagaimana bunga mawar mulai tumbuh di dalam dada
Begitulah mungkin jika diibaratkan
Di waktu pertama kali kau memberiku uang di trotoar siang itu
Sumbanganmu seperti tiket kebahagianku
Mengembalikan semangat yang telah jatuh jauh di dalam tanah
Kamu begitu baik pak
Hatimu begitu tulus
Ketika orang menjatuhkan namamu
Suaraku yang paling lantang menepisnya
Ketika orang melihat buruk ke arahmu
Diriku yang paling depan menghalaunya
Kita bertemu lagi
Kali ini tidak di trotoar
Melainkan di warung kopi malam itu
Senyumku langsung menyambutmu
Hingga kalimat menyakitkan itu pun keluar
Kembalikan uangku yang kamu ambil!
Ternyata uang yang kamu berikan
Hanyalah sebuah tangga
Agar kamu bisa bertahta di langit yang tinggi
Kamu tidak lebih dari seekor anjing pak!
Yang memuntahkan makanannya
Lalu memakannya kembali