APAKAH KAMU BENAR-BENAR MENYUKAI DAGING MENTAH DAN DARAH SEGAR?
Cerpen
Kutipan Cerpen APAKAH KAMU BENAR-BENAR MENYUKAI DAGING MENTAH DAN DARAH SEGAR?
Karya lafahriza
Baca selengkapnya di Penakota.id
Pernahkah kamu menyadarinya?

Diam-diam aku selalu mengawasimu. Sejak kamu masih kecil, oh tidak, bahkan sejak kamu kanak-kanak hingga sedewasa ini, aku tahu semua tentangmu, aku juga tahu detail setiap kisahmu. Meski kamu tidak pernah mengetahui keberadaanku, aku tetap mengawasimu.

Walaupun lahir dari keluarga yang kaya, sejak kanak-kanak kamu selalu menyendiri, bukan karena kamu membenci orang-orang, tetapi orang-orang yang membecimu, bahkan keluargamu tak pernah menganggapmu sebagai anak. Mereka menjauhimu, kamu dianggap anak yang aneh, pembawa sial, menjijikkan atau apa pun itu.

Wajar saja jika mereka memberi cap aneh. Sejak kecil, terkadang kamu meminum darah segar dan memakan daging mentah. Namun, kamu tidak pernah peduli apa kata mereka, kamu hanya bisa berteriak dalam hati, "Persetan dengan apa yang orang-orang katakan!"

Ketika anak yang sebaya denganmu merasakan kasih sayang teman dan keluarga, kamu tidak pernah merasakannya. Yang kamu tahu hanya sebuah hinaan, kekerasan, dan penindasan. Walaupun kamu mengutuk perbuatan mereka, kamu tidak pernah berniat untuk membalasnya.

Meski kamu pendiam dan baik hati, tetapi sesekali kamu marah tak terkendali jika orang-orang memperlakukanmu sampai diluar batas. Kamu berubah menjadi bengis. Jika kamu sudah seperti itu, mereka akan menangis memohon ampunanmu.

Tapi, beberapa kali kamu pun pernah mempunyai teman yang menerimamu apa adanya, sayangnya temanmu selalu berakhir tragis, entah hilang ataupun dibunuh. Ketika kamu berteman dengan seseorang, itu adalah pemandangan paling jelek yang pernah kulihat.

Saat memasuki masa pubertas, itulah pertama kali kamu mendapatkan seseorang yang menerimamu apa adanya. Dia seorang gadis cantik, manis dan baik, berambut sebahu. Saat pertemuan pertama di taman belakang sekolah, awalnya kalian saling malu untuk berbicara. Lalu pada saat pertemuan kedua di tempat yang sama, gadis itu mulai bertanya padamu, "Mengapa kau terkadang meminum darah segar dan memakan daging mentah?"

"Kapan aku meminumnya? Kapan aku memakannya?" Kamu bingung mendapat pertanyaan itu.

"Tidak usah malu begitu, aku tidak akan menjauhimu. Kau unik, dan berbeda dari yang lain hahaha..."

"Sejujurnya, aku tidak mengerti apa yang kamu katakan. Melihat darah saja aku takut, apalagi meminumnya. Memang di mana kamu pernah melihatnya?"

"Bukankah kau beberapa kali membawa bekal makanan itu saat sekolah?"

Gadis itu tetap yakin pada apa yang ia lihat, dan kamu tetap yakin pada apa yang dibicarakan. Seiring berjalannya waktu, semakin hari gadis itu semakin dekat denganmu. Kamu tampak bahagia. Sebab itu pertama kalinya kamu bisa merasa bagaimana rasanya mempunyai teman. Hingga akhirnya kamu tertarik karena kebaikannya. Kamu memberanikan diri menyatakan bila kamu mencintainya, gadis itu pun membalas mencintaimu.

Setiap hari kalian berkencan. Beberapa kali dia menanyakan, "Kenapa kamu menyukai daging mentah?" Kamu bosan mendengar itu, kamu tetap tidak pernah menjawabnya. Seminggu setelah kalian berkencan, berita buruk menghampirimu, gadis itu tewas, ada yang menikamnya, dengan daging yang terpotong-potong menjadi beberapa bagian.

Lagi-lagi kamu menyendiri hingga jarum panjang dan pendek pada jam silver di tangan kecilmu balapan, entah berapa putaran jarum itu saling menyusul. Jelasnya mereka berputar hingga empat bulan lamanya. Kamu terpuruk, menyendiri kembali tanpa berbicara selama empat bulan, sebab, satu-satunya orang yang menerimamu apa adanya telah mati, seseorang membunuhnya dengan keji.

Setiap hari kamu hanya menghabiskan waktu duduk di atas ayunan di taman belakang sekolah, tempat kamu dan gadis itu pertama bertemu. Tidak peduli dengan panas sinar matahari yang akan memanggang kulit coklat yang menyelimuti dagingmu hingga gosong.

Akhirnya, ada seseorang yang merasa iba melihatmu, karena kamu selalu duduk melamun dan selalu menyendiri di ayunan itu. Si pria gendut berambut keriting yang ayahnya memiliki restoran itu mulai mendekatimu. Dia memulai percakapan, "Terkadang hal buruk selalu datang tanpa diundang, aku tahu dia telah ditikam, tapi sudahlah, aku akan menjadi penggantinya," katanya. Kamu hanya diam. Lalu dia lanjutkan dengan sebuah pertanyaan, "Ngomong-ngomong, orang-orang mengatakan kau suka memakan da..."

"Tidak!" Katamu dengan tegas memotongnya.

"Ayolah, tak usah malu, kalo kau suka, aku akan mengajakmu ke restoran ayahku, aku kasih kau daging mentah sepuasnya. Di sana ada daging kambing, daging sapi, daging bebek, daging ayam, tinggal kau pilih saja mau daging apa, tak usah malu, aku tidak akan menjauhimu karena aku sangat mengerti rasanya kesepian."

"Tapi aku memang tidak menyukainya."

"O aku lupa, tenang saja, jika kau tak mau karena tak ada darah segar, akan aku carikan entar."

Si gendut tetap mengajakmu, meski kamu telah menolak berulang kali. Akhirnya, esoknya kamu terpaksa menerima ajakannya, meski pada saat di restoran ayahnya, kamu menolak tawarannya untuk dihidangkan daging mentah, karena kamu hanya meminta kentang dan saus pada buku menu.

Makanan pun ia hidangkan pada meja bulat yang terbuat dari kayu jati itu, lalu ia duduk setelahnya. Percakapan dimulai dengan pertanyan darinya, "Apa kau suka membaca buku?" Ternyata si gendut adalah kutu buku.

"Tidak pernah." Katamu sambil menggeleng.

"Akan kuajak kau ke surga besok. Di sana terdapat banyak sekali buku."

Kamu berbincang dengannya sambil menyantap kentang yang sudah bersetubuh dengan saus. Akhirnya ada seseorang yang dapat menerimamu apa adanya lagi setelah gadis itu. Kamu sangat menyambut persahabatan barumu. Tampak terlihat raut wajah senangmu.

Sudah empat hari berteman, kamu mulai sering ke perpustakaan dengannya. Mulai membaca, mulai berdiskusi tentang buku, dan mulai membicarakan banyak hal seperti, "Kenapa Harry Potter tidak menikah saja dengan Harmonie Granger? Malah merelakannya dengan Ron Wiesley yang menyedihkan hanya karena bersahabat." Kamu setuju dengannya, karena memang kamu pun berpikir Ron Wiesley sangatlah menyedihkan.

Selama seminggu kamu selalu pergi ke perpustakaan dengannya ketika itu. Kamu bahagia menjalani hari-hari. Kamu mulai melupakan gadis China yang mencintaimu, yang mati empat bulan yang lalu.

Namun, pada hari kesepuluh pertemananmu, berita menyedihkan telah tersebar. Si gendut ditemukan tewas dengan tragis, seseorang meracuninya, dan beberapa organ tubuhnya telah hilang. Setelah adanya berita itu, penduduk sekitar heboh, semua orang mencurigaimu. Hingga akhirnya mereka mengarakmu menuju kantor polisi, "Sudah pasti anak pembawa sial ini pelakunya!"

Tetapi hanya sehari saja polisi menangkapmu, mereka membebaskanmu, karena tidak ada bukti sedikit pun yang menunjukkan bahwa kamu pelakunya.

Lagi, lagi, lagi dan lagi kamu menyendiri. Untuk kali ini kamu yakin kamulah penyebabnya, kamu yakin kamu adalah pembawa sial seperti yang keluarga dan orang-orang katakan. Mereka semakin menjauhimu dengan adanya berita pembunuhan ini. Kali ini kamu pun tidak ingin dekat lagi dengan seseorang, karena kamu takut orang yang berteman deganmu akan berakhir mengenaskan.

Hari demi hari telah berganti sampai tiga tahun. Kamu merasa dunia tidak adil. Hingga sedewasa ini kamu tetap sendiri. Merasakan sepi dan sunyi, menghabiskan hari-hari hanya dalam heningnya gelap kamar yang luasnya hanya sepetak. Sesekali kamu ke luar rumah hanya untuk membeli buku dan makanan. Namun akhir-akhir ini kamu merasa gelisah, seperti ada seseorang yang mengawasimu, mengikutimu ke mana pun kamu pergi.

Suatu hari ada seorang gadis dengan tatapan sinis pada mata bulatnya, menunggu di depan rumahmu, menunggumu pergi ke luar untuk membeli buku dan bahan makanan. Gadis anggun dengan badan mungil itu, ternyata dialah yang membuatmu gelisah akhir-akhir ini. Dia mendekatimu, aku rasa dia iba melihatmu, tapi aku salah, dia merasakan frustasi karena diperlakukan sama sepertimu, dianggap pembawa sial dan sebagainya. Awalnya kamu takut dia akan berakhir tragis seperti sebelumnya. Namun akhirnya kamu luluh setelah dia cukup menunjukkan ketulusannya.

Berhari-hari kamu berteman, kalian saling bertukar serpihan-serpihan kisah menyedihkan sejak kalian masih kecil hingga sekarang.

"Apa kau tahu? Aku sudah lama mengawasimu dari kejauhan. Aku suka padamu setelah pertama kali melihat rambut cepak, badan kurus, dan tatapan menyedihkan itu ketika masih di taman kanak-kanak. Tak perlu khawatir, kini, akulah yang akan melindungimu dari tatapan kosongmu itu." Dia menyukaimu, meyakinkanmu dengan senyuman manis pada bibir merah mudanya.

Kini aku melihat kembali wajah riangmu setelah bertahun-tahun tenggelam dalam keterpurukan. Dia membuatmu bahagia hanya dalam beberapa hari saja.

Malam ini, tepat setelah seminggu hubungan kalian, dengan keadaan kamar gelap kamu terbangun dan membuka mata, seketika kamu tertegun melihat gadis itu memegang bahu kananmu dengan tangan kirinya dan ia membawa sebilah pisau pada tangan kanannya. Kamu ketakutan dan bingung tentang apa yang terjadi.

Gadis itu menyeringai, matanya membeliak kemudian berbisik kepadamu, "Apa kau tahu siapa yang membunuh teman-temanmu? Aku tahu kau sebetulnya tak pernah memakan daging mentah ataupun meminum darah segar. Tak perlu takut, sudah kubilang, aku akan melindungimu dari tatapan menyedihkan itu. Kau tahu? Aku baru saja mengusir seseorang yang brengsek."

"Ya, kau benar, aku memang tidak pernah menyukai makanan dan minuman itu. Tapi, siapa yang baru saja kau usir?" Kamu bingung karena tak ada teman lain yang kamu kenal.

Dia menatapmu dengan sinis, lalu berbisik kembali.

"Temanmu ini, dia adalah orang yang membunuh teman-temanmu, dan kini, dia tidak akan pernah berhenti untuk membunuhku. Namun jangan khawatir, aku juga mempunyai teman, sudah kukatakan aku sama sepertimu. Bedanya, jika temanmu adalah pencemburu, temanku adalah pelindungku. Aku harap kau tidak perlu lagi khawatir jika terbangun dengan tubuh penuh tusukan, karena temanmu tidak akan pernah berhenti memburuku, dan temanku tidak akan pernah berhenti melindungiku. Satu hal lagi, temanku tidak akan membunuhmu, karena aku dan dia mencintaimu."

Untuk pertama kalinya, kamu menyadari keberadaanku.
09 Jul 2018 19:32
181
Ujung Berung, Kota Bandung, Jawa Barat
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: