Pahatan Jiwa yang Terluka
Puisi
Kutipan Puisi Pahatan Jiwa yang Terluka
Karya lalikkongkar
Baca selengkapnya di Penakota.id

Senja itu terasa redup

Tidak seperti senja biasanya

Yang penuh kemilau lembayung keemasan

Entah kala itu berupa remang dan suram


Kita terdiam seribu bahasa

Pikiran berkecamuk tak karuan

Sudut bibirmu kelu dan beku

Seakan enggan untuk meminang segurat senyum

Kupeluk erat dirimu di atas kegundahan meremukkan jiwamu


Serasa hatimu bergemuruh mengalahkan deru ombak pantai

Aku berada pada perbatasan rindu

Yang dipagari oleh besi-besi tajam

Diperbatasan itu pun rinduku terhenti


Kebisuan dalam Sajakku


Kata per kata kurangkai

Berharap ada yang dengarkan kataku

Walau akhirnya kuketahui kataku ini bisu

Telah kurangkai berjuta sajak-sajak lara

Kubuat agar menyudutkan hatimu


Engkau tetap tidak peduli

Akan dirimu yang hampa ini

Sepucuk surat lusuh kutemukan

Berisikan tentang siapakah dirimu sebenarnya

Penakupun tak mampu melukisnya

Setelah aku memahami bahwa engkau cuma bayangan semuku


Aku dan Resahku


Dalam bait lagu yang kugubah

Terselip namamu diseperkian waktu yang bberubah

Meramu meraja lalu melara

Sehingga hatiku berlari juga

Pelan namun pasti

Kembali kurapat namamu dalam cakrawala sunyi


Ternyata resahku menawan

Seolah narapidana dalam pelarian

Yang tersurut lalu kering

Kembali menerjang karang

Dekap hangat sang petualang


Pulang ke Hatimu


Aku hanya sepintas menatap binar matamu

Seperti bintang di sela-sela awan malam

Jauh tatapmu tak kuhitung depa langkahku

Bila kulihat engkau terbang

Kutahu sayapmu telah mampu menentang angin


Maka jika badai kau dengar derunya

Berhentilah sejenak, cari tempat hinggap

Yang tak rapuh untuk berteduh

Dulu, duu sekali saat kau membuka pintu kamarmu

Engkau membuka mata mudamu


Dari mulut mungilmu yang harum

Kucium bau mimpi yang renyah

Lalu kita senandungkan puji-pujian

Dan harapan memetik bintang

Semalam, sengaja kulihat bintang-bintang


Yang bertebaran di balik awan

Ada binar matamu mengembang

Lalu kudengar senandung di kejauhan

“Pulang, bukankah seperti buih yang telah hilang

Seperti gelap malam yang segera terang


Dan bintang-bintang bukankah jauh di awan

Hanya dipetik dalam impian

Setia saja menghamburkan rindu ke dalam pelukan

Seperti embun yang turun sepanjang malam”

Pintu yang bercahaya

Dengan bayangmu membara

01 Sep 2022 07:12
76
PCCH+3WR, Jl. Raya Dawung, Donomulyo, Dono Mulyo, Kec. Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65167, Indonesia
0 menyukai karya ini
Baca bab lainnya
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: