Orang tua bilang, sudah jangan aneh-aneh. Jangan banyak kegiatan. Jangan gunakan waktu belajar untuk rapat. Ingat tujuan utama.
~
Sedangkan sebagai mahasiswa, ia merasa bimbang. Awalan "maha" memiliki amanah yang berat. Dari sekian ribu siswa, hanya ratusan yang berhasil mendapatkan awalan tersebut.
~
Sebagai mahasiswa, ia merasa bimbang. Ia tahu bahwa orang tua ingin melindunginya dari "asyiknya" berkegiatan hingga lupa tugas utama. Sedangkan semakin dewasa, hatinya tergerak untuk mengenal banyak karakter manusia. Mengelilingi nusantara dan mengetahui bahwa ilmu di kelasnya harus sejalan dengan apa yang sedang terjadi di jalanan. Sehingga ketika ia 'pulang', ia tahu apa yang harus ia kerjakan di masa depan. Ketika ia pulang, ia harus tahu apa alasan Tuhan memberinya kesempatan untuk meraih gelar yang besar.
~
Sebagai mahasiswa, ia bimbang. Apakah ia masih harus seperti 12 tahun yang telah terlewat, yaitu memiliki tujuan sesederhana mengejar akademik, lulus, dan naik ke jenjang lanjut, atau berusaha sedikit bermanfaat dengan segala risiko yang disiapkan semesta atas keberanian melawan banyak hal?
.
.~~
.
--ag, 4 jam melihat jalanan dari atas truk dan hidup bersama kawan ekspedisi membuat berpikir kenapa prokernya mahasiswa banyak tentang pengabdian masyarakat.
.
.~
kalau KKN nggak masuk beban akademik, mahasiswa mau nggak ya bersusah-susah di desa?