Patah Hati Pertama
Cerpen
Kutipan Cerpen Patah Hati Pertama
Karya linanurdianael
Baca selengkapnya di Penakota.id

Keinginan adalah sebuah siksaan. Apalagi keinginan yang terpendam sejak lama. Seperti halnya bopeng bekas cacar di wajah, ia sangat mengganggu. Kamu tidak akan pernah bisa benar-benar mengabaikannya, walaupun pernah berhasil mengabaikan.


Aku tahu anak perempuan itu sedang dalam perjuangan membunuh keinginannya. Kamarnya memang sudah gelap, namun tidak gulita. Cahaya ponsel menerangi wajahnya. Wajah yg tidak sebenyek biasanya. Ah, malam ini dia tidak pakai skin care. Sedang malas mungkin.


Dia sedang mengetik sesuatu. Aku tahu itu. Jari-jarinya menari di atas keyboard ponselnya. Entah apa yang ia tulis, aku tak tahu. Aku tak bisa membaca.

Yang aku tahu, akhir-akhir ini dia sangat gemar membaca. Novel mungkin. Perempuan suka baca novel, bukan? Kalau aku sih sukanya berburu. Berburu mereka yang bersayap. Kalau dipikir-pikir, aku ini sakti lho. Aku tak punya sayap, cuma merayap, makanannku terbang, tapi aku bisa makan. Hebat bukan? Aku saja hebat, apalagi Yang Menciptakanku.


Aku ceritakan lagi kehebatanku. Aku titisan ninja. Buktinya saja, walau semua lubang kamar perempuan ini ditutup, aku bisa melewatinya. Pintu ditutup, jendela ditutup, ventilasi pun ditutup karena kamar perempuan ini dipasangi AC. Tapi, dengan jalan ninjaku, aku bisa membobol pertahanan kamar ini. Puas rasanya.


Tapi, jujur saja, aku selalu senam jantung karena memilih tinggal di sini. Perempuan ini berbeda dengan perempuan lain di kos ini. Dia sangat berani. Setiap ia melihatku, ia dengan sigapnya langsung mengambil sapu, siap-siap untuk menghabisiku. Sumpah, rasanya bukan saja ekorku yang mau copot, jantungku pun begitu.


Pernah sekali dia mengenaiku, menendangku keluar dari kamarnya. Tapi aku tidak kapok. Aku kembali lagi. Dengan rasa senang yang bertambah dari sebelumnya. Ada rasa bangga karena telah berhasil lolos dari maut.


Bahkan kini aku gemar menantang maut. Adrenalineku terpacu karena itu. Termasuk kali ini. Aku mau mencoba pentunganku. Di kamar yg temaram ini, aku akan menunjukkan kehadiranku. Aku berlari cepat dan sedikit bersuara.


Seperti sebelum-sebelumnya, cara ini berhasil. Dia menyadari kehadiranku. Dinyalakan senter ponselnya, dan mata kami bertemu. Senang sekali rasanya, namun seketika senang itu lenyap. Matanya tak menunjukkan tanda ketertarikannya padaku. Ia bahkan tak bernajak dari posisi tidurnya. Ia mematikan senternya, lantas kembali meneruskan pekerjaannya.


Untuk pertama kalinya aku merasakan patah hati. Dia tidak mengacuhkanku. Ah, sudahlah. Masih ada hari esok.


08 Oct 2020 19:45
46
2 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: