Maka akupun datang. Menghembuskan segala bentuk pertanyaan untuk merobohkan keteguhan. Bahkan hanya dengan satu kata. 'Yakin?'. Dan dengan pertanyaan-pertanyaan sejenisnya. Bahkan sekarang, aku dapat memuslihati dirimu. Yakin penulis tidak salah? Apa ini paragraf pembuka untuk membuka suatu cerita? Ah, mungkin penulisnya salah.
Aku selalu hadir dalam setiap pilihan yang kau buat. Entah pilihanmu itu benar, atau salah. Tapi aku lebih tertarik untuk menyemburkan pertanyaan pada pilihan yang benar. Satu kata favoritku. 'Yakin?'. Aku sangat senang saat kamu terperdaya olehku. Melihat keteguhan terombang-ambing adalah kesenanganku.
Tapi terkadang aku juga berbelas kasih. Berbaik hati. Aku ada untuk mengingatkanmu. Mengingatkanmu kalau kamu salah atas pradugamu. Ah, bukan baik hati lebih tepatnya. Aku bahkan menampar keras pipimu agar kau terlempar kembali ke dunia nyata.
Aku lebih tua darimu. Jauh lebih tua. Aku bahkan sudah hadir saat manusia pertama diciptakan. Dan aku sudah muak dengan skenario tunggal yang kau rajut sendiri di otakmu.
'Dia sangat baik'
'Dia perhatian'
'Dia menyukaiku?'
Ah, ku tampar juga pipimu.
'SADAR OEYY'