Aku Rindu
Cerpen
Kutipan Cerpen Aku Rindu
Karya linanurdianael
Baca selengkapnya di Penakota.id

Aku rindu hujan. Hujan kala itu. Hujan yang bisa kuintip dari balik jendela. Membingkai sosok lelaki gagah yang bertelanjang kaki, sedang berjingkat-jingkat berjalan seolah menjaga keseimbangannya. Wajahnya menunduk, menghalangi air hujan agar tidak ikut menampar wajahnya. Cukup menampar puncak kepalanya saja.


Dari bersihin selokan, katanya. Takut kalau tersumbat. Aku ingin bergabung sebenarnya. Merasakan dinginnya air hujan membasuh sekujur badan. Tapi aku tahu, jelas lelaki itu akan memarahiku jika aku mewujudkan keinginan itu. Ngapain hujan-hujanan? Seperti anak kecil saja. Pasti itu tanggapannya.


Aku baru menyadari betapa aku sangat mengagumi sosok itu sampai jarak memisahkanku dan dia. Aku paham betul perjuangannya untukku memang berat dan luar biasa. Tapi entah, seolah jarak adalah entitas yang mampu mengakurasikan sebuah visi, me-multiplier-kan sebuah perasaan, hingga jiwa bisa memaknai sesuatu berkali lipat lebih berarti dari biasanya.


Aku rindu hujan. Hujan kala itu. Saat wanita itu membuat pisang goreng yang entah bagaimana proses peracikannya, mampu membuat lidahku jatuh hati berkali-kali. Pisang goreng yang langsung raib seketika dalam hitungan menit. Memaksa harus bersabar lebih lama untuk menunggu piring selanjutnya datang.


Jarak membuatku selalu menjadikan mahakarya dapurnya menjadi parameter lidahku. ‘Bakwan jagungnya mirip yang di rumah deh, enak banget. Hmm, sayur asemnya nggak kayak yang di rumah ya, but it’s okay lah. Aku pengen bikin perkedel kayak yang di rumah deh’. Begitu seterusnya.


Aku rindu hujan. Hujan kala itu. Saat aku dan perempuan itu bergelimbung ria di atas kasur. Dengan teriakan rajuknya sebab jahilku. Jangan berteriak, nanti aku makin semangat jahilnya. Umur seakan mengabur saat aku dengan dia. Mau bertambah tuanya diriku, bersamanya, selamanya, dia akan menjadi guling yang paling enak untuk ku tendang, bakpaw yang paling empuk untuk ku cubit, dan kaca yang paling jernih untuk ku buramkan dengan karbondioksidaku.


Aku rindu hujan. Hujan kala itu. Saat Si Perempuan berteriak mengadu karena ku cubit, Si Lelaki  yang basah kuyup itu masuk rumah sambil berkata ‘Hayo.. adike diapakano kae?’, dan Si Wanita yang malah berteriak “Iki lho gedhange wes mateng”. Aku rindu. Aku. Rindu.

06 Mar 2021 17:39
35
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: