Matahari
Cerpen
Kutipan Cerpen Matahari
Karya linanurdianael
Baca selengkapnya di Penakota.id


Pada suatu pagi, seperti pagi-pagi sebelumnya, Suryamin masih termangu duduk di beranda rumahnya. Diterangi lampu neon kuning yang setengah mati bertahan hidup, Suryamin menunggu kedatangan petugas berseragam hijau tua, seperti pagi-pagi sebelumnya.


“Pak, Pak, Pak!” 


Kali ini petugas itu datang lebih lama dari biasanya. Dengan gerakan yang hampir membuatnya terjungkal dari duduknya, ia menghampiri petugas itu. 


“Duh Pak, sabar-sabar. Sepedaku mau jatuh ini gara-gara sampeyan.” Petugas itu sibuk menyeimbangkan tubuhnya. Hampir-hampir sepeda kumbangnya itu ikut terjungkal, terjerembab ke tanah berlumpur.


“Pak, ini kapan mataharinya ke sini. Sudah tiga bulan lebih sini ndak dapat jatah matahari.”

Petugas itu mengikuti arah pandangan Suryamin. Lekat ia pandangi perbatasan sinar matahari di ujung barat sana. Dari tiga bulan yang lalu, matahari tak kunjung beranjak dari sana.


“Lha kok tanya saya. Tanya sama kepala desamu, atau camatmu, atau bupatimu. Kok di sini ndak kebagian-kebagian jatah.”


“Ya minta tolonglah, Pak. Sampaikan aspirasi saya ini pada atasan sampeyan.”


Petugas itu menghela nafas berat.


“Saya ini cuma bawahan, Mas. Bisa-bisa saya dipecat gara-gara rewel masalah ini. Sudah, sabar dulu saja. Ditunggu mataharinya sambal banyak-banyak doa. Saya lanjut patroli ya.”


Lagi-lagi Suryamin harus menelan kekecewaannya. Cucian yang tak kunjung kering, tanaman yang tak berbuah, hewan-hewan malam yang selalu mengepung rumahnya, anaknya yang rewel karena malam tak kunjung usai, semuanya menghantui pikirannya.


***

“Astaghfirullahaladzim..” Hampir saja petugas berbaju hijau tua itu terjerembab saat melewati rumah Suryamin. Ada matahari sebesar kepala manusia yang melayang di atas rumahnya. Bukan hanya itu, ada orang tak berkepala sedang duduk di beranda rumah Suryamin. Di sampingnya, istri Suryamin tengah menggenggam tangan lelaki itu.


“Kenopo, Kang?” Wajah kesal tak bisa istri Suryamin sembunyikan.


“Itu Suryamin, Yu?”


“Gak, Kang. Ini Mas Min. Itu Mas Surya di atas.”


Dengan lekat petugas itu melihat ke atas, memandangi matahari seukuran kepala manusia itu. Benar. Itu kepala Suryamin.

29 Oct 2022 03:48
49
1 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: