ARCHIPELAGO
‘’PLAAAKK.!!!’’ Tamparan keras itu diberikan ayahnya kepadanya, membuat hidungnya mengeluarkan sedikit darah kental. Isak tangis tertahan dibarengi dengan makian yang mewarnai hujan malam itu.
Setengah jam yang lalu ia dijemput paksa oleh ayahnya dari rumah sepupu ayahnya karena mencoba kabur dari rumah. Bibi itu menelpon ayahnya, memberitahu anaknya datang kerumahnya mencoba meminta tempat perlindungan. Tapi bukan perlindungan yang didapat melainkan panggilan kepada ayahnya. Yah barangkali itulah bentuk perlindungan yang diberikan bibinya itu kepadanya. Dengan cara memberitahukan sepupunya dan menyerahkan anaknya.
Tentu saja ayahnya kesal, pukulan dan makian cukup menjelaskan semua itu. Yah bagaimana tidak, jam 2 malam anak itu kabur dari rumah dan sampai harus repot menjemputnya saat hujan. untung saja sepupunya itu langsung menelpon.
“bikin malu!’’ , ‘’kalau mau buat malu jangan kabur disekitar sini!’’ , ‘’ pergi yang jauh terus, biar gak ada yang kenal dan tidak bikin malu aku!!!’’ , ‘’kau tidak akan sanggup, tanpa menjual namaku!’’.
makian sang ayah yang diterima sang anak seperti tantangan bahwa tempat ia kabur terlalu dekat.
Ia kesal kepada ayahnya, juga kepada bibinya . kenapa tega ? padahal sebelumnya ia mengira bibinya itu sangat sayang kepadanya. Sebulan lebih ia pernah tinggal bersama bibinya. Ya dia pernah tinggal bersama saudara-saudaranya di rumah bibinya itu. Dia merasa bibinya jauh lebih menyayanginya daripada ayahnya sendiri.
Sebulan lebih ia pernah tinggal, tidur,makan dan berangkat sekolah dari rumah bibinya itu. Anak bibinya juga tampak sayang kepadanya. Perhatian yang tak pernah didapatkan dari ayah dan ibu tirinya ia dapatkan disitu. sebelum akhirnya kasus disekolah membuatnya drop out dan bibinya tak mau menampungnya lagi.
Jarak antara sekolah dan rumah bibi yang hanya berjarak beberapa meter membuatnya mudah untuk datang kesekolah. Dia di dropout karena ketahuan masuk ruang guru pada saat bukan jam sekolah melalui jendela.sudah pasti mencari sesuatu yang berharga.
Tentu saja ia dikeluarkan bukan karena satu kasus. Ini kasus kedua dia ketahuan. sebelumnya ia dipanggil keruang BK karena mencuri 5 handphone dan uang kas dari banyak kelas. Memang tidak ada yang lihat dan tahu bahwa dia yang melakukannya. Ia sangat ahli melakukannya. Tetapi, tetap saja kebenarannya terungkap. Bermodalkan kecurigaan akan banyaknya kasus hilangnya hp dan uang kas setiap bendahara kelas, seorang guru BK yang terkenal akan ‘’ ilmunya’’ menangkap anak itu.
Ia sangat ahli dalam mencuri bahkan teman sekelasnya pun tidak ada yang menyangka. Ia menganalisis setiap pagi saat semua murid baris dilapangan, memasuki setiap ruang kelas secara bergantian ,menunggu tidak ada orang, melihat denah tempat duduk dan denah setiap kelas, mana bendahara, mana anak yang cukup banyak uang dari tasnya. Tetapi sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga, ia akhirnya tertangkap dan di keluarkan karena kebodohannya sendiri.
***
Namanya mangku. Sejak kecil ia tak pernah melihat ibunya. Hanya nama dan sedikit dendam yang ia dengar dari para adik-adik ayahnya. Ia juga tidak bersama ayahnya sejak bayi. Orang tuanya bercerai sejak ia umur enam bulan. Seorang kakak perempuan dibawa ibunya, sedangkan ia, bayi enam bulan ditinggalkan didepan pintu dalam keadaan menangis. Setidaknya itulah yang ia tahu tentang kisah ia dan ibunya.
Ia bertanya kenapa bukan ia yang dibawa bersama ibunya saat itu?. Kenapa harus kakaknya? Kenapa tidak keduanya? Dan kenapa orang tuanya harus bercerai?.dari kecil ia tidak tahu harus sayang atau kah dendam kepada ibunya. Ia tidak menginginkan itu terjadi padanya.
Sejak perpisahan itu, ia dibesarkan oleh neneknya. Satu-satunya manusia yang pernah menyayanginya sejak kecil. Memberikan segalanya lebih dari seorang ibu. Dan memang nenaknya mencintainya lebih dari ia mencintai anaknya.
Mangku memiliki ayah seorang artis, wartawan , juga seniman. Ayahnya sudah lima kali menikah. Dan ibunya adalah istri ketiga ayahnya. Kawin cerai adalah hal yang terus mewarnai kehidupan ayahnya. Ayahnya benar-benar seperti pujangga yang begitu mudah mendapatkan wanita, juga melepaskannya.
Neneknya adalah orang yang cukup kaya pada zamannya dan seiring waktu mulai tak kaya lagi karena anak-anaknya yang terus berfoya-foya. Mangku cukup dimanja oleh neneknya, dan ini menimbulkan kecemburuan oleh anak-anak neneknya yang lain.
Ayahnya melalang buana dan menikah lagi. Tak pernah melihat dan mengurusi mangku. Dan mangku hidup tumbuh besar sampai usia sembilan tahun bersama neneknya. Ia bahagia bersama neneknya. Sampai akhir neneknya wafat.
Hidup kesana kemari mulai mangku rasakan. Pindah dari paman ke paman lainnya, dari bibi ke bibi lainya juga dia rasakan. Tidak ada yang enak tinggal dirumah saudara. Seperti menumpang dan mengemis kehidupan. Tapi apadaya mangku masih bocah sembilan tahun.(bersambung...)