oranment
play icon
Kamar Bekas
Cerpen
Kutipan Cerpen Kamar Bekas
Karya mangkupradana
Baca selengkapnya di Penakota.id

Kamar lama


 Sore hari tepatnya setelah azan magrib berkumandang. Langit masih berwarna gelap kemerahan juga sedikit mendung. Waktu yang tepat Dini rasa untuk langsung tidur setelah seharian penuh menyelesaikan paper dan karya ilmiah untuk lomba bulan depan. Dini adalah mahasiswa yang aktif berorganisasi dan lomba. Bulan depan dia menargetkan untuk lomba karya tulis di salah satu Universitas di jawa tengah. Bulan ini dia baru pulang dari aceh, tentu saja dengan membawa tropi sebagai bukti dia cukup mahir di dunia karya tulis.


            Hari itu Dini pulang terlambat. Dengan perut sedikit lapar, keluar dari fakultas hukum menuju kembali ke asrama Dini mampir sebentar untuk membeli bakso yang berada di depan fakultas hukum. Berjalan beberapa langkah sudah sampai kedepan gerbang asrama putri. Sampai didepan gerbang dini mulai merasa aneh. Tidak ada orang sama sekali. Dan gerbang tampak digembok. Dini yang bingung didepan gerbang tampak memutarkan kepalanya kekiri kekanan mencari orang-orang dan satpam penjaga gerbang. Hari itu baru jam 7 malam, belum terlalu malam dini rasa untuk gerbang dikunci.


Dingin... Dini mulai merasakan angin pertanda akan turun hujan saat itu. ‘’dek ngapain bengong didepan situ?’’, suara pak satpam dari dalam pos mengagetkan Dini yang melamun. ‘’ehhe.. ndak pak!, anu pak.. kok jam segini gerbang udah digembok? Kenapa toh?’’, tanya dini membalas pertanyaan satpam. Dini dari bicaranya masih terdengar medok karena memang dini adalah orang jawa, tepatnya persilangan jawa-batak. Biar begitu dini bukan asli dari pulau jawa, melainkan jawa keturunan dari desa pesisir di sumatera utara. ‘’iya tadi pak wakil rektor bilang supaya abis magrib langsung ditutup, ya bapak tutup aja lah’’, jelas pak satpam. Dini yang masih bingung mencoba tak memikirkan lebih masalah itu. Badan lelah ditambah perut yang lapar sudah cukup membebani fisiknya saat itu. Hanya ingin makan dan tidur, bahkan mandi Dini malas malam itu.


Ini adalah pekan kedua Ujian akhir semester. Biar begitu sudah banyak mahasiswi asrama yang pulang kampung karena sudah habis ujiannya. Dini adalah mahasiswi semester dua fakultas hukum. Dini baru semester ini masuk asrama, karena ia bukan penerima beasiswa Bidikmisi sejak awal. Dia menggantikan temannya yang tidak lagi kuliah karena menikah. Dini pun dengan senang hati menggantikan temannya itu, karena memang dini berasal dari keluarga yang pas-pasan.


Sebenarnya baru sebulan Dini pindah ke asrama. Dini di tempatkan dengan Putri, seorang mahasiswi tunarungu jurusan Etnomusikologi. Mereka sama-sama angkatan 2018. Agak canggung selama ini suasana kamar antar Dini dan Putri. Karena Dini segan untuk berkomunikasi dengan Putri. Putri tidak bisa berbicara sejak lahir. Selain itu keadaan kamar mereka juga terlihat menyeramkan. Toilet dikamar mereka terlihat tidak pernah digunakan. Disebelah kamar mereka ada Marni, juga mahasiswi etnomusikologi fakulutas ilmu budaya. Marni memiliki bibir sumbing akibat kecelakan sejak lama.


Lokasi kamar mereka yang memang terpisah sendiri dengan mahasiswi lainnya membuat mereka sedikit memiliki teman di asrama. Kamar mereka terletak di lantai dua dibelakang aula asrama. Hanya ada dua tingkat masing-masing empat kamar setiap lantainya. Dan kebetulan digedung itu hanya dua kamar yang ditempati, kamar Dini dan Putri juga Marni disampingnya. Sisahnya hanya kamar kosong tak berpenghuni. Sedang mahasiswi lainnya kebanyakan digedung utama disamping aula. Maklum karena mereka adalah penerima beasiswa pengganti.

***


Andini surahmi adalah mahasiswi fakultas hukum 2018. Memiliki darah campuran jawa-batak tetapi hanya paham bahasa jawa karena memang tumbuh di lingkungan masyarakat jawa. Dini tak mengenal adat batak dalam dirinya. Sebenarnya alasan utama Dini bulan depan lomba di jawa tengah adalah karena Dini ingin melihat adat jawa asli seperti apa, khususnya candi-candi dan juga hal-hal mistis lainnya. Yah Dini memang memiliki ketertarikan lebih kepada hal mistis. Karena memang keluarganya masih kental menjujung adat jawa. Bahkan ibunya dirumah sering menyanyikan kidung-kidung jawa setiap malam.


Dini adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya berumur empat tahun. Sekitar lima belas tahun jarak dia dengan adiknya. Sudah sejak lama ibunya menginginkan anak keduanya, tetapi baru mendapatkannya empat tahun lalu.


Malam itu Dini masuk ke kamar melihat Putri sudah tidur ditempat tidurnya. Tempat tidur mereka bertingkat. Dini diatas dan Putri dibawah. Dini berniat menawarkan bakso yang ia beli didepan fakultasnya tadi, apa boleh buat Putri sudah tidur. Habis bakso Dini makan, seperti niat awalnya tadi dia langsung tidur. Tidak mau mengurusi hal lain Dini rasa badannya sudah cukup lelah.


Tengah malam kejadian aneh terjadi. Terdengar bunyi orkestra alat musik cukup jelas. Cukup merdu tapi kedengarannya seperti dibarengi jerit-jerit tangis pemainnya. Awalnya dini mengira itu adalah mahasiswa etnomusikologi yang bermain musik diluar. Karena memang lokasi fakultas ilmu budaya tempat anak-anak etnomusikologi berapa tepat di seberang asrama putri. Dan memang biasanya setiap malam mereka berlatih alat musik. ‘’Tapi kenapa harus jam segini?’’ , batin Dini. Dilihat jam, pukul 11.30!!. ‘’gila apa cemana sih main musik jam segini?!!, dini turun dari tempat tidurnya tapi... dilihat putri tidak ada ditempat tidur!!.’’ Apa mungkin Putri ikut main musik diluar yah?’’, kaget dan penasaran Dini membuka pintu kamarnya dan mencari sumber suara musik tersebut. Apa yang dilihat Dini pada malam itu membuatnya ketakutan. Dini merasakan dingin tapi keringat panas keluar dari keningnya. Dini gemetar melihat apa yang didepannya. Bukan panggung orkestra, bukan pula anak etnomusiologi bermain musik. Dari atas kamar dini terlihat dengan jelas kumpulan mahasiswa papua yang lagi menari didepan aula asrama!!!. Seperti sedang upacara penyambutan ala adat papua. ‘’SEDANG APA MEREKA!!’’, benak dini. Tidak hanya perempuan tapi juga anak laki-laki papua ikut disitu. Lengkap dengan alat musik dan tanpa baju pas seperti apa yang ada di papua. Mereka membakar sesuatu dikeliling mereka dan sambil menari. Ada yang menangis seperti kesurupan.


Dini menjadi tambah bingung karena tidak ada satupun mahasiswi asrama lainnya yang terbangun karena itu. Kenapa Cuma dia yang terbangun?. Masih terpaku pada posisi di depan pintu kamarnya melihat keluar. Ketika gendang mereka bunyikan berkali kali secara serentak , semakin lama semakin cepat hingga berhenti. Dan semua mata anak papua yang menari dibawah melihat kearah Dini melotot!!. Dini menjerit dan hampir pingsan, tetapi mulutnya ditutup dari belakang oleh tangan yang menariknya. Marni!!, Marni menarik Dini kedalam kamarnya. ‘’Din au apain me’amun depan hitu?? Engah ma’em apain ke’uar??’’, Marni berbicara dengan suara sumbing mulutnya. ‘’Loh mar apa khe gak liat didepan aula anak papua itu lagi nari kayak upacara adat??’’, tanya Dini . ‘’apahih dinn?? Au tu me’amun da’li tadi didpaa ka’mal’’, Marni menimpal. Dini membalikan badan dan melihat kembali keluar, dan benar tidak ada anak papua yang dia lihat tadi. ‘’ ua’ah din uah ma’em ba’ek tido yagi, tuh a’na au tidur ta’di dak ma’ndi’’, bilang Marni karena aku tidur dalam keadaan tidak mandi makanya aku sampai seperti ini. ‘’Tunggu dulu!!, lalu kemana jadi si putri? Kenapa juga tidak ada sekarang?’’, Dini bilang saat melihat tempat tidur. Marni bilang Putri sejak tadi siang sudah balik kampung dan Dini dari tadi tidur sendiri. Lalu siapa yang Dini lihat ditempat tidur saat Dini pulang tadi??. Malam itu Dini akhirnya tidur dikamar Marni.


***


Dini pulang kerumahnya dan naik kekamarnya. Di luar hujan dan kebetulan kamar hanya diterangi lilin dicawan kecil. Baju kotor dan buku tugas Dini bawa dalam dua tas, dini letakkan disudut kamar. Dini melihat audri adik kecilnya sudah tidur di balik selimut. Sudah sebulan ia tidak pulang dan melihat adiknya itu. Dini mendekati adiknya dan mengelus rambut dan pipi adiknya. Adiknya terbangun, dan menatapnya. “nopo toh dek , kok tangi?’’,dini sambil tersenyum pada adiknya. ‘’mbak.. adek takut, di lemari ada hantu..’’,adiknya sedikit merengek. ‘’Hantu opo toh dek’’ , Dini sambil mendekati lemari, ingin membuka dan menunjukan kepada adiknya bahwa tidak ada hantu. Ketika Dini membuka lemari bajunya, Dini melihat audri ada didalam lemari baju dan langsung memeluk Dini sambil menangis ketakutan, ‘’Mbak ditempat tidur ada hantu!!, adek takut..’’ , kata adiknya. Dini keringat dingin dan berdebar. Dia menggendong adiknya dan mencoba memutarkan badan melihat kembali ketempat tidur tempat adiknya tidur. ‘’MBAAAAAAAAK!!!’’

calendar
05 Apr 2020 00:41
view
321
wisataliterasi
Jalan Jamin Ginting, Mangga, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia
idle liked
4 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig