oranment
play icon
Lembayung
Cerpen
Kutipan Cerpen Lembayung
Karya mbaaang
Baca selengkapnya di Penakota.id

Sore ini, lagi-lagi aku terdiam. Langit senja ini masih terus memesonaku. Warna lembayungnya yang cantik masih terlukis indah diatas. Aku mencoba menghirup banyak-banyak udara yang tersedia. Kemudian kuhela perlahan. Mencoba merasakan kelegaan yang terasa di setiap hembusnya. Berharap bayang-bayang tentangmu yang memenuhi kepala ini ikut keluar bersama napasku.

~

Ah, kamu lagi.

Terkadang, aku heran pada cara kerja tubuh kita. Bukankah sudah seharusnya, ketika satu anggotanya terluka, anggota lain turut merasakannya. Bukankah wajar, ketika kaki kita terluka, mata kita meneteskan kesedihannya? Bukannya maklum, disaat tangan kita terasa sakit, mulut kita mengeluhkan deritanya? Dan ketika hati ini sakit, bukankah semestinya, seluruh tubuh kita turut membenci sebabnya?

Ah, sudahlah. Toh ternyata, aku menikmati semua rasa sakit ini.

Aku memejamkan kedua mataku. Menikmati belaian angin sore yang menyapa wajah lelahku. Wajah yang sudah seharian ini berhasil memasang senyum-senyum palsu terbaiknya.

Matahari didepanku mulai kembali tenggelam. Warna lembayung yang ia tinggalkan semakin menunjukkan puncak keindahannya. Senja tiap sore masih selalu menjadi pemandangan terindah bagiku.

Aku menghela napas. Bayang wajahmu ternyata masih tercetak jelas dalam benakku. Tak berkurang sedikitpun. Apalagi pergi menghilang. Ya sudahlah, tak apa. Toh airmataku ternyata tak memaksa keluar seperti biasanya.

Aku menghela napas lagi. Berusaha menikmati segala memori yang datang tiba-tiba. Menikmati setiap rasa lelah yang hadir. Menikmati setiap rasa sakit yang ada.

Kedua mataku menatap kembali senja sore ini. Berusaha merekam setiap warna yang ia gambarkan. Berusaha mengambil pelajaran dari hal-hal kecil yang ia sajikan. Warna lembayungnya tetap indah, meskipun ia tahu, matahari akan segera meninggalkannya. Warna lembayungnya tetap indah, meskipun ia tahu, dimatamu, pesonanya mungkin kalah oleh purnama nanti malam. Warna lembayungnya tetap indah, meskipun ia tahu, manusia-manusia dibawahnya tak sempat memperhatikan. Meskipun ia tahu, banyak manusia dibawahnya sedang saling memaki, marah, kesal atas keadaan hari ini yang mungkin tak sesuai harapan. Meskipun ia tau, manusia dibawahnya terlalu lelah untuk bahkan hanya sekilas meliriknya. 

Mataku berair, namun airnya tak memaksa untuk jatuh. Aku tahu, warna lembayung senja akan tetap indah, meskipun ia tahu, mata cantikmu itu hanya sekilas menatapnya.

Aku menghela napas lagi dan lagi, sambil berharap hati ini bisa sehebat senja dan warna lembayungnya.

calendar
02 Jan 2020 03:57
view
166
idle liked
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig