Dia bagaikan arutala yang dikara,
namun mengubah warna buanaku
menjadi sunya di dalam atma yang amerta.
Dia bagaikan arutala yang dikara,
menyingkap sunya dalam buanaku,
menjadikannya cahya berona dalam atma yang amerta.
Aku mencintainya dengan caraku sendiri,
Lewat kata kepada puisi
Yang menjadikan mu abadi.
Aku mencintainya dengan caraku,
Sehangat pantai memeluk lautan
Yang menjadikanmu tenang.
Dalam setiap sajak, aku hadirkan namamu,
Seperti angin yang merindu pantai.
Tak terucap, namun abadi di dalam dada.
Melalui matamu aku tenggelam
Melalui senyummu sajakku tersenyum.
jangan ragu, tenang.
kamu akan selalu abadi
di setiap aksara ku.
mengabadikanmu di dalam karya sastra
adalah kesalahan yang akan selalu aku benarkan.