

Aku adalah laut
yang sudah menutup gelombang,
tak ingin lagi menerima kapal
yang dulu pernah karam di dadanya.
Kau mungkin masih berlayar,
membawa jejakku di dasar kapalmu,
tapi aku telah menenangkan arus,
agar tak ada ombak
yang menuntunmu kembali.
Jika langit mencoba mempertemukan kita
dalam hujan kebetulan,
aku akan jadi gurun
yang menolak setiap tetesnya.
Jika jalan berniat bersilang,
aku akan jadi kabut
yang menghapus segala arah.
Aku tak lagi ingin mengenalmu,
bahkan sekilas,
bahkan sekadar sebagai bayangan.
Biarlah waktu menulis kita
di halaman yang berbeda,
tanpa perlu satu kata pun bersinggungan.
Karena ada kisah
yang memang harus dibakar habis,
hingga abunya pun
tak lagi mampu mengeja namamu.

