Saat semuanya menusuk hati ini, ada banyak bekas yang belum mengering, aku pun mencari obat penawar ini dan hanya mendapat sedikit resep dari para ahli, tapi nyatanya hati ini selalu menangis deras tanpa ada yang membendungnya, tangisan itu akan berhenti ketika jiwa dan raga telah pulang ke tempat yang lebih tinggi yaitu Illahi, dan aku yakin ketika pulang hati ini akan bahagia selama-lamanya.
Hai kamu dan kalian, lihat indah dan sejuknya pusara awan itu, mampu menyatukan dan menyejukkan kehidupan kita, walau aku tahu semuanya akan musnah, tetapi dalam kesejukan itu aku merasakan pelukan-Nya yang membuat hatiku menangis bahwa dialah tempat kembali dan sebaik-baiknya pengharapan.
Hari ini mendung, semendung cinta kasih sesama makhluk hidup, aku menunggu hadirnya secercah harapan laksana sinar matahari yang mampu menyinari qalbu dan membuat secercah harapan tersebut menjadi sebuah kenyataan hidup yang indah.
Bolehkah aku bertanya kepada alam semesta kapan aku mendapat keadilan yang semestinya, hati ini sudah hancur lebur memahami kejahatan manusia, selalu sabar dalam menghadapi realita yang pahit, jika tak sabar maka peradaban siapa lagi yang akan mendidiknya?
Cukuplah cinta yang berjalan langit yang mengatur cara bekerja dan jalannya.