Hei hei kematian
Rasa-rasanya aku ingin cepat bersanding
Bukan, bukan untuk masyarakat kemudian gusar kepadaku
Untuk apa kalau hidup tak berguna dan hanya tumpang berak saja
Mending mati muda saja kalau seperti ini

Bentar-bentar dulu kematian
Rasa-rasanya pula aku ingin berkata sesuatu hal
Sebelum kematian menjemputku dengan keranda
Biarkan aku berucap satu dua kalimat
"hahaha, kau senang hidup egois"
"hahaha, keparat kalian yang hidup dalam penderitaan yang lain"

Tunggu-tunggu dulu kematian
Rasa-rasanya sebelum aku kegerahan dalam liang lahat
Kasih aku kesempatan lagi untuk bersabda
"hahaha, aku saja sebelum mati banyak maunya, apalagi yang masih senang hidup"
"hai kematian, sebelum aku sirna, tinggalkan wasiatku ini untuk para manusia yang masih hidup"

Sudah cukup, kematian
Sudah saatnya aku tenggelam dengan isakan
"Wahai, Tuhan. Entah mengapa aku mengingat segala sifatmu pada hari terakhir ini. Engkaulah maha segalanya, terkhusus maha mengampuni"

Sekejap Tuhan bersabda
"Hentikan kematiannya"
"Biarkan ia hidup kembali"
"Kasih ia kesempatan untuk berbuat baik, seperti waktu terakhirnya ini"
Seketika aku kembali hidup
Hidup dalam asimilasi kematian