Hidup yang Membahagiakan
Kutipan Cerpen Hidup yang Membahagiakan
Karya naporezamalikhaq
Baca selengkapnya di Penakota.id
Ponsel di atas meja kayu berwarna cokelat seketika berdering. Aku yang sedang asyik membaca buku, lalu menutupnya. Bergegas aku mendekati meja, lalu mengambil ponsel dan mengangkatnya.
"Hallo, Rem?" Tanya di balik suara telepon itu.
"Hei, Gus. Tumben telpon. Ada apa?" Kata aku sambil membereskan rambut dengan jemariku.
"Keluar ngopi kuy, Rem. Jenuh nih di kosan mulu." Ajakan dari balik suara telepon itu.
"Boleh-boleh. Mau dimana nih?"
"Di tempat biasa ya. Aku sudah siap-siap berangkat nih."
"Okey, Gus. Paling tunggu 20 menitan. Aku mandi dulu." Balasku sembari bersiap-siap mengambil handuk merahku. Aku bergegas untuk pergi ke kamar mandi.

***

Akhir-akhir ini hujan jarang turun. Terakhir turun pun 5 hari yang lalu, dan itu hanya sebatas gerimis. Aku berjalan ke garasi kontrakanku. Waktu masih menunjukkan pukul 22.00. Belum begitu larut bagi para pria yang suka ngopi. Malam pun semakin dingin. Jaket bomber hitam membaluti isi badanku. Bintang-bintang terlihat sangat sedang. Mungkin kalau sekarang berada di tempat gelap maka semakin banyak bintang yang terlihat. Aku pun menyalakan mesin motor dan lalu berangkat.
Lampu bolham menerangi parkiran kafe. Motor yang berjejeran begitu sangat sedikit. Mungkin dikarenakan musim liburan. Para pengunjung kafe mungkin sedang bermudik ke rumahnya masing-masing, atau memang hanya ada sedikit para pemuda yang sedang mengerjakan tugas. Biasanya tempat ini ramai dikunjungi orang-orang yang sedang mengerjakan tugas atau pun hanya sekadar bersenda gurau.
"Hai, Gus." Aku menyalaminya dengan hangat pertemanan.
"Hai, mas bro. Thank you udah mau dateng nih." Balasnya.
Aku pun tertawa aneh. Tumben banget bocah satu ini mengajakku ngopi berdua. "Ada apa, mas bro". Kata aku.
"Biasa, Rem. Dari kemarin liburan di kosan mulu. Kerjaan cuma tidur, makan, tidur, makan. Serasa gak sia-sia hari-hariku.
Aku pun kembali terbahak. Tapi, melihat wajahnya yang benar-benar sedang meminta pertolongan, aku pun berhenti tertawa dan menepuk bahunya. "Selama liburan kau hanya tidur-tiduran di kamar terus?" Mataku membelalak.
"Ya.... kadang mandi sih mas bro. Lagian kan gak tiduran mulu. Pusing juga kalau baringan terus di atas kasur. Main game mulu." Kata Agus.
"Kenapa gak pulang ke rumah aja kalau gitu. Lagian kalau pulang kan bisa bantu-bantu orang rumah." Aku mencoba memberikan tawaran.
"Tahu sendiri. Aku kalau pulang ke rumah nenekku. Lagian kedua orang tuaku sudah gak ada." Wajahnya berlalu lalang di sekitar mengamati apa saja yang ada di sekitarnya.
Aku seketika kaget dan cepat-cepat meminta maaf soal kedua orang tuanya."Sorry mas bro. Kelupaan soal orang tuamu itu."
"Gak apa-apa. Santai lah. Sekarang, yang aku lagi bingungin, gimana caranya aku bisa merasakan hidup yang semestinya. Kayaknya dari awal liburan memang belum pernah mengerjakan sesuatu hal selain bermain game." Agus pun menceritakan kegelisahannya.
"Semua itu karena kamu sudah terbiasa dengan keseharianmu itu kan, Gus?" Aku bertanya.
"Mungkin bisa jadi begitu. Tapi, aku juga gak tahu harus lakuin apa. Setiap kali aku ingin melakukan sesuatu mesti bawaanya malesin atau rasanya badan gak mu diajak gerak." Jelasnya lagi.
"Karena kebiasaanmu itu, Gus. Badan yang kita sering gunakan adalah aplikasi yang masih kosong perangkatnya. Hati dan otaklah yang akan menggerakkan semua itu. Otak yang akan membuat rencana, yang akan menjadikan kita untuk melakukan suatu hal. Dan hati..." Aku mencoba menahan pembicaraanku, menghela napas dalam-dalam.
Lalu aku berdeham, "Hmmmm... kamu tahu kan, apa penyebab kita enggan untuk melakukan sesuatu itu. Semua itu dikarenakan perasaan kita sendiri. Kita sebenarnya sedang dikendalikan oleh perasaan kita. Otak hanya merancang, dan semua tergantung hati yang akan melakukan. Kamu sudahi dulu main gamenya itu. Main game pun sebenarnya tidak apa-apa dengan waktu yang tidak berlebihan. Lagiankan game bisa m
16 Jan 2018 09:21
146
Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: